News
Minggu, 15 November 2015 - 16:30 WIB

SERANGAN TEROR PARIS : Kisah Ayah dan Anak Selamat dari Teror Prancis

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - John Leader dan Oscar selamat dari serangan teror di Paris, Prancis (Mirror.co.uk/CNN)

Serangan teror Paris merenggut ratusan nyawa.

Solopos.com, SOLO — Ayah dan anak asal Australia selamat dari serangan teror di Paris, Prancis, yang terjadi pada Jumat (13/11/2015) malam waktu setempat.

Advertisement

John Leader, 46, yang telah tinggal di Prancis selama 15 tahun mengajak anaknya, Oscar, 12, menonton Eagles of Death Metal di Bataclan Concert Hall, Jumat.

Nahas, malam kebersamaan John dan Oscar justru berubah mencekam, tatkala John sadar ada sesuatu yang melesat di samping telinganya. John menyadari itu ada tembakan yang terjadi. Ia pun segera mendorong anaknya ke sisi lain untuk menunduk.

Advertisement

Nahas, malam kebersamaan John dan Oscar justru berubah mencekam, tatkala John sadar ada sesuatu yang melesat di samping telinganya. John menyadari itu ada tembakan yang terjadi. Ia pun segera mendorong anaknya ke sisi lain untuk menunduk.

“Saya mendorong Oscar ke sisi lain,” kata John sebagaimana dilansir Telegraph.

John mengaku ia tak berani beranjak dari tempat persembunyiannya karena ada beberapa orang teroris yang berkeliaran di tempat gelaran Eagles of Death Metal tersebut.

Advertisement

Mulanya, John mengira suara tembakan bertubi-tubi teroris adalah suara kembang api. Beruntung, ia segera sadar bahwa itu tembakan dan tidak terlambat menyelamatkan diri.

“Semua yang Anda dengar bang, bang, bang,” kata John. “Penembak itu berdiri di belakang aula dan menargetkan orang-orang di depan. Dia membidik,” kata John.

John mengaku anaknya sempat akan beranjak dari tempat persembunyian ketika ada seseorang melambaikan tangannya mengajak Oscar kabur. Namun, John menahan Oscar agar tetap di posisi persembunyiannya sampai keadaan benar-benar aman.

Advertisement

“Oscar berusaha untuk ikut bersembunyi di bawah meja, tapi sesampainya di bawah sana, ia melihat insinyur pencampuran melambai kepadanya untuk kembali karena penyerang berpandangan penuh dari sisi lain. Dia mencoba bangkit, tapi saya mengatakan kepadanya ‘tetap di bawah, orang-orang ini pembunuh,” kenang John.

“Tidak ada kesempatan orang menjadi pahlawan karena orang-orang ini terorganisir,” ujar John sebagaimana dikutip Solopos.com dari CNN, Minggu (15/11/2015).

Setelah melihat keadaan mulai aman, John menarik anaknya keluar, melewati mayat-mayat penuh darah.

Advertisement

Oscar mengatakan mendengar para penembak berbicara tentang Suriah, dengan bahasa Prancis.

“Dia [teroris] berkata, ‘Anda harus berpikir tentang Suriah,’ tapi dalam bahasa Prancis,” kata Oscar.

Sementara John mengungkapkan melihat aksi dua teroris yang beroperasi sebagai sebuah tim. Satunya sebagai pemantau dan satunya sebagai pengendali massa.

Sepanjang peristiwa penembakan, John dan Oscar mengaku berbaring di antara sekian banyak jasad.

Sebagaimana dilansir sebelumnya, stadion, gedung konser, dan sejumlah restoran menjadi sasaran serangan teroris di Paris. Setidaknya terdapat tujuh serangan dengan enam lokasi berbeda, salah satunya terjadi di Stade de France.

Ratusan orang menjadi korban dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh Islamic State of Iraq-Syria (ISIS). Termasuk di dalam korban tewas itu adalah sepupu pesepak bola Timnas Prancis, Lassana Diarra.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif