Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Sebelumnya, sebuah perusahaan jasa keamanan jaringan komputer AS menyebut sebuah unit militer China berada di balik serangkaian serangan peretas yang sebagian besar sasarannya AS. Laporan tersebut telah memicu perang kata-kata antara Beijing dan Washington. China menyangkal keras laporan itu dan menyebut justru merekalah yang jadi korban peretas.
“Situs milik Kementerian Pertahanan dan China Military Online menghadapi ancaman serius serangan peretas sejak situs-situs itu dioperasikan. Jumlah serangan juga terus bertambah dari tahun ke tahun,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan, Geng Yansheng.
“Berdasarkan alamat-alamat IP-nya, situs Kementerian Pertahanan dan China Military Online pada 2012 diretas dari luar negeri sebanyak 144.000 kali sebulan, di mana serangan dari AS jumlahnya 62,9 persen,” kata Geng. Geng berbicara dalam jumpa pers bulanan yang digelar Kamis (28/2/2013), yang hasilnya dimuat di situs kementerian. Tak ada wartawan media asing yang diundang dalam acara itu.
Geng menyatakan pula sudah mengetahui adanya laporan bahwa AS berencana meningkatkan kemampuan perang dunia mayanya. Namun menurut dia AS tidak membantu meningkatkan kerja sama internasional untuk memerangi para peretas. “Kami harap pihak AS bisa menjelaskan masalah ini,” imbuhnya.
Dalam laporan beberapa waktu lalu, sebuah perusahaan keamanan jaringan AS, Mandiant, mengklaim telah mengidentifikasi sebuah unit militer China yang bermarkas di Shanghai yaitu Unit 61398 sebagai tempat yang paling berperan dalam berbagai operasi peretasan yang menyasar berbagai jenis industri khususnya di Barat.