News
Jumat, 13 Januari 2012 - 18:28 WIB

Serangan Dunia Maya Kini Jadi Ancaman Tergawat Keempat

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesenjangan kemakmuran. (JIBI/Bisnis/Dok.)

KESENJANGAN KEMAKMURAN -- Seorang bocah pengemis tidur di sebuah jembatan penyeberangan di Jakarta. Meski ancaman serangan di dunia maya makin menjadi risiko global, namun masalah kesenjangan pendapatan masih menjadi ancaman global yang paling serius berdasarkan survei World Economic Forum (WEF). (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

LONDON – Serangan di dunia maya atau cyber attack yang menyasar situs-situs internet milik pemerintah atau perusahaan kini makin menjadi ancaman, demikian diperingatkan oleh sebuah laporan dari World Economic Forum (WEF). Menurut laporkan bertajuk Global Risks fo 2012 itu, serangan dunia maya kini menduduki posisi keempat dari lima ancaman atau risiko tergawat di dunia.
Advertisement

Laporan tersebut, yang dikutip oleh Daily Mail, Jumat (13/1/2012), meneliti 50 macam hal yang dikategorikan sebagai risiko global di berbagai bidang ekonomi, lingkungan, geopolitik, kemasyarakatan dan teknologi. Penelitian itu dilakukan melalui wawancara dengan hampir 500 pakar dari industri, pemerintahan dan spesialis.

“Kesenjangan pendapatan yang sangat besar” menjadi ancaman tergawat pertama, disusul “ketidakseimbangan fiskal” pada urutan kedua. “Peningkatan emisi gas rumah kaca” menjadi ancaman tergawat ketiga sementara di posisi kelima ada “krisis pasokan air.”

Para ahli menyatakan mereka kini paling khawatir dengan serangan dunia maya yang berisiko menimbulkan gangguan di pusat pembangkit energi, pasokan air dan sistem vital lain. Namun mereka juga menyatakan, risiko ancaman seperti ini saat sekarang masih rendah.

Advertisement

Steve Wilson, chief risk officer di sebuah perusahaan asuransi di Zurich, Swiss, yang ikut terlibat dalam penyusunan laporan itu, menyatakan perhatian terbesar WEF adalah kompleksnya sistem keamanan internet.

Laporan itu, yang bertujuan meninjau dalam jangka waktu 10 tahun ke depan untuk masalah risiko, menegaskan pula bahwa pesatnya kemajuan teknologi berdampak pada kesulitan bidang keamanan untuk mengimbanginya. “Ruang maya yang sehat diperlukan untuk menjamin stabilitas perekonomian dunia dan keseimbangan kekuatan. WEF juga menyerukan peningkatan investasi dalam penyelidikan kerentanan dunia maya.

Di sisi lain, meski masalah gangguan dunia maya itu kini makin menjadi perhatian, para ahli masih lebih mengkhawatirkan berlanjutnya krisis keuangan di dunia. Laporan WEF menyatakan pula, dengan makin parahnya kesenjangan pendapatan, harapan untuk masa depan yang lebih baik kini makin pudar dan ketidakpuasan rakyat makin kentara dengan kesenjangan pendapatan itu. Warga termiskin yang mencapai separuh dari populasi dunia hanya menguasai 1 persen kemakmuran dunia, sementara kelompok terkaya yang jumlahnya hanya 1 persen justru menguasai separuh dari kekayaan dunia.

Advertisement

Hasil survei lembaga kajian Gallup tahun 2011 menunjukkan pula bahwa secara global orang makin yakin standar hidup saat ini makin merosot. Mereka juga makin tidak percaya dengan kemampuan pemerintah mereka untuk mengatasi hal itu.

JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif