Solopos.com, NAIROBI — Otoritas militer Kenya mengkonfirmasi tentara telah mengambil-alih kendali seluruh ruangan di pusat perbelanjaan Nairobi yang mendapat serangan kelompok militan Al-Shabab, Selasa (24/9/2013).
Dilansir BBC, Selasa pagi, suara tembakan dan ledakan berulang kali terdengar saat konfrontasi pihak militer dan kelompok militan berlangsung. Pihak militer masih terus melakukan penyisiran di tiap lantai gedung pusat perbelanjaan itu. Untuk menemukan penyandera. Pihak militer Kenya melalui akun twitternya menyebut 3 orang teroris tewas terbunuh dan 11 personel militer mengalami luka-luka dalam penggrebekan Senin (23/9/2013) malam lalu.
“Teroris dapat berlari dan bersembunyi di sejumlah toko, tetapi seluruh lantai telah berada dalam kontrol kami,” seperti disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Kenya Joseph Ole Lenku.
Sementara, pihak Palang Merah Kenya menyebut 63 orang masih belum diketahui keberadaanya. Melalui akun @KenyaRedCross, pihaknya meminta maaf atas banyaknya korban yang berjatuhan.
Sementara, dari keterangan resmi pemerintah Kenya menyebutkan jumlah korban tewas telah mencapai 62 orang dan masih akan terus bertambah. Selain itu, dilaporkan sedikitnya 170 luka-luka.
Menurut laporan Reuters, Selasa, sejumlah orang bersenjata masih terlihat memegang sandera dan masih mengepung kawasan perbelanjaan di hari ketiga peristiwa penyanderaan ini. Dari luar, para jurnalis mendengar teriakan ancaman.
Ancaman itu berbunyi kalau ada seorang sandera yang akan ditembak dengan selusin senjata.
Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dan mengklaim gerakan ini sebagai upaya balas dendam atas operasi militer Kenya di Somalia.
Penyerangan dilakukan pelaku sejak hari Sabtu (21/9/2013) dan masih berlangsung hingga saat ini. Diperkirakan masih ada sejumlah sandera di dalam mal. Namun aparat setempat tidak bisa memastikan jumlahnya.