Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
“Kami mendapatkan laporan dari pihak RSUP Sanglah, ada seorang korban gempa sampai sekarang masih koma,” kata Diah Handayani, petugas Posko Bencana PMI Bali di Denpasar, Kamis (13/10/2011). Selain itu, sampai saat ini juga terdata 45 siswa dan guru sekolah menengah kejuruan (SMK) di Denpasar yang mengalami luka-luka akibat bencana yang terjadi pada pukul 11.16 Wita itu. Di antara korban luka terdapat tiga guru dan 12 murid SMK 1 Sidakarya; 25 murid dan seorang guru SMK Negeri 2 Denpasar dan seorang warga Banjar Batanyuh, Denpasar.
“Untuk membawa korban tersebut ke rumah sakit, dikerahkan enam unit ambulans PMI Kota Denpasar dan PMI Kabupaten Badung,” kata Diah. Dia menambahkan, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan mengenai korban meninggal dunia dalam bencana tersebut. Menurut Diah, selain menimbulkan korban luka-luka akibat tertimpa reruntuhan genting dan serpihan bangunan, gempa yang mengguncang Bali hanya beberapa detik itu juga merusakkan bangunan rumah warga, sekolah, dan tempat ibadah.Kerusakan terbanyak dialami bangunan sekolah di Denpasar. Selain itu, bangunan milik instansi pemerintah dan swasta serta pusat-pusat perbelanjaan. Data PMI Bali menyebutkan, di Denpasar beberapa sekolah yang mengalami kerusakan adalah SMK Negeri 1, SMK Negeri 2, SMA Negeri 1, SMA Negeri 4, SMA Katolik Harapan, SMP Negeri 2, SMP Widyakerti, dan SMP Negeri 3. Di Kabupaten Jembrana, terdapat satu unit bangunan milik SD Negeri 6 Jembrana roboh, sedangkan di Kabupaten Gianyar, SMA Negeri 1 Sukawati, SD Suta Darma Kuta, dan SD Kutuh Ubud, mengalami kerusakan.
JIBI/SOLOPOS/Ant