News
Kamis, 14 Agustus 2014 - 14:45 WIB

SENGKETA PILPRES 2014 : Fahri Hamzah Pertanyakan Siapa Beli 100% Suara Papua

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Akun twitter Fahri Hamzah (twitter.com)

Solopos.com, SOLO – Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, kembali memperoleh perhatian netizen. Kali ini komentar Fahri tentang kesaksian Novela Nawipa jadi buah bibir. Dia mempertanyakan siapa yang membeli 100% suara rakyat Papua.

“Lalu, Siapakah yang membeli 100% #SuaraRakyat Papua? #SaveNovelaNawipa #SaksiPapua,” kicau Fahri, Selasa (12/8/2014).

Advertisement

Fahri menyebut para saksi kubu Prabowo-Hatta yang berasal dari Papua telah membuka mata bahwa telah terjadi kecurangan pelaksanaan Pilpres di Papua.

Fahri melanjutkan Papua tak akan mendapat apa-apa dari pemenang Pilpres yang curang. Dia juga menyebut kecurangan yang terjadi sangat telanjang.

Advertisement

Fahri melanjutkan Papua tak akan mendapat apa-apa dari pemenang Pilpres yang curang. Dia juga menyebut kecurangan yang terjadi sangat telanjang.

Fahri bahkan kembali mempertanyakan mungkinkah petugas curang sendiri dengan tanda pagar #BravoNovelaNawipa dan #SaksiPapua. “Pertanyaan berikutnya, uang siapakah yang dipakai membeli pemilu? #SaveNovelaNawipa #SaksiPapua,” tutupnya.

Rangkaian pernyataan Fahri ini jadi viral di Twitter. Sejumlah akun menanggapi Fahri dengan guyonan. Ada pula yang menanggapi serius hingga menyindir Wasekjen PKS ini.

Advertisement

“boleh tahu jugakah kita semua, siapa yg membeli 100% #SuaraRakyat Sampang?, Mohon Penjelasannya Kang,” @Purbo_01willis.

“Tidak ada bung!Di Papua secara keseluruhan,baik pasangan no.1 maupun 2 semuanya dapat suara.Janganlah anda menebar fitnah bung!” @patio6911.

“Siapakah yg membaca Obor Rakyat?” @topazaditia.

Advertisement

“suara kok dibeli! jgn samakan dg membeli sapi,” @Jo3_CoemRitan.

“dia adlh orang yg menganggap uang adlh segalanya. Orang yg seperti ini ga akan membawa indonesia ke arah yg lebih baik,” @Hannyayudiann.

“gara gara kau prabowo kalahhh,” @RonieNayiri.

Advertisement

“pertanyaan brktnya jg, hbs gagal Nuntut di MK, hbs ini mo bikin apalg? Pansus kan?” @o_pripot.

Dalam sidang MK , Novela menyatakan tak ada pemungutan suara di daerah tempatnya tinggal, di Kampung Awabutu, Kabupaten Paniai. Caleg Partai Gerindra itu juga menyalahkan pihak Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) mengapa pemilu tak sampai di kampungnya.

Belakangan, kesaksian Novela itu dibantah oleh saksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua, Beatrix Wanane, yang mengatakan Kabupaten Paniai adalah salah satu dari 16 kabupaten di Papua yang melaksanakan pilpres dengan menggunakan sistem noken. Di Papua ada 29 kabupaten dan 16 menggunakan sistem noken.

Beatrix juga menjelaskan, di Kabupaten Dogiyai pasangan nomor urut satu mendapatkan suara nol. Namun dia membantah pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan suara nol di seluruh kabupaten di Papua.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif