News
Sabtu, 6 September 2014 - 09:15 WIB

SEKTOR PERDAGANGAN : Ekspor dari Soloraya Naik 4,4%, Mebel Rotan Masih Jadi Favorit

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Industri Rotan (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos, SOLO – Produk dalam negeri, khususnya di Solo dan sekitarnya makin diminati masyarakat luar negeri. Hal itu terbukti dari terus meningkatnya jumlah barang yang diekspor dari Soloraya.

Ketua Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo, Sri Redjeki, menyampaikan berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada semester pertama tahun ini menunjukkan tren positif jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Advertisement

Dia menuturkan pada semester I 2013, tercatat ekspor barang yang dilakukan sebanyak 2.413.245,41 kilogram (kg) dengan nilai US$20.638.650,16.

Pada 2014, volume barang tercatat naik menjadi 2.426.868,8 kg atau naik 0,6% sedangkan kenaikan nilai transaksi tercatat lebih tinggi, yakni 4,4% menjadi US$21.537.304,15.

Advertisement

Pada 2014, volume barang tercatat naik menjadi 2.426.868,8 kg atau naik 0,6% sedangkan kenaikan nilai transaksi tercatat lebih tinggi, yakni 4,4% menjadi US$21.537.304,15.

Peningkatan nilai transaksi tersebut disebabkan adanya pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu lalu.

“Tapi pada tahun ini ada pergeseran top tiga komoditas yang paling banyak diekspor. Biasanya komoditas yang paling banyak diekspor adalah TPT [tekstil dan produk tekstil], mebel, dan batik. Tapi pada semester ini yang paling banyak diekspor adalah TPT, mebel dan kantong plastik,” ungkap Sri saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/9/2014).

Advertisement

Dari produk TPT mengalami kenaikan volume 51,9% menjadi 659.346,61 kg dari sebelumnya 434.063,17 kg sehingga berdampak pada peningkatan nilai sekitar 31,03%.

Kantong plastik pun mengalami peningkatan volume sebanyak 44,25%.

Kepala Seksi (Kasi) Perdagangan Luar Negeri Disperindag Solo, Endang Kurnia Maharani, mengatakan saat ini pasar ekspor sudah mulai berkembang.

Advertisement

Tidak hanya pasar tradisional seperti AS, Eropa dan Australia tapi juga merambah Afrika dan Asia.

Mengenai volume ekspor yang dikirim ke pasar yang baru, menurut Endang terus meningkat dari bulan ke bulan. Namun diakuinya setelah Lebaran, jumlah pemohon atau pengajuan formulir ekspor menurun.

“Tidak hanya pengusaha dalam negeri yang wait and see tapi pengusaha dari luar negeri pun juga ikut wait and see melihat kondisi yang ada di Indonesia setelah pilpres,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif