News
Selasa, 5 Juli 2011 - 14:49 WIB

Sekolah swasta Purworejo terancam gulung tikar

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PURWOREJO—Sekolah pinggiran di Kabupaten Purworejo mengeluhkan kebijakan sekolah negeri yang membuka kelas tambahan pada pendaftaraan peserta didik baru (PPDB) tahun ini. Akibatnya, beberapa sekolah mengaku kekurangan murid. Jika tidak ada kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat mereka khawatir akan gulung tikar.

Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Tamansari Butuh, Akhmad menyatakan, hingga Selasa, (5/7), sekolahnya baru menerima empat siswa baru. Jumlah tersebut, katanya, jauh dari ideal. Penyebabnya, tambah Akhmad, banyak siswa yang memilih sekolah-sekolah negeri.

Advertisement

“Padahal, jaraknya juga agak jauh. Kalau seperti ini terus, sekolah swasta bisa gulung tikar,” keluhnya kepada Harian Progo Express, hari ini.

Hal senada juga disampaikan Kepala Sekola SMP Muh Jono Bayak, Suharti. Menurut dia, dari sekitar 47 kuota siswa yang tersedia, hingga kemarin baru ada 13 siswa yang mendaftar. Jumlah tersebut, jelasnya, jauh dari ketentuan standar maksimal kelas yang terisi 32 siswa. “Bagaimana lagi, yang daftar hanya sebanyak itu. Kami hanya minta kebijakan dari Dinas,” ungkap Suharti.

Meski mengaku kekurangan siswa, Bagian Kesiswaan SMP Pembangunan Ngombol, Iwan Hermanto menyatakan sebanyak 60 kursi siswa baru yang disediakan, sampai saat ini baru terisi 45 siswa baru. Kenyataan tersebut, menurut Iwan bisa mengancam keberadaan sekolah-sekolah swasta. “Banyak sekolah negeri yang membuka atau menambah kelas baru. Jika tidak ada kebijakan dari Dinas, bisa jadi tahun depan sekolah swasta gulung tikar,” ucapnya saat dihubungi.(Harian Progo Express/Abdul Hamied Razak)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif