SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Empat ruang kelas yang rusak parah adalah ruangan kelas III, IV, V dan VI. Selain bagian genting yang banyak berlubang, atap ruangan juga nyaris rapuh dan harus ditopang sejumlah bambu pengaman.
“Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak tahun 2008. Kami sudah melaporkan ke Dinas (Pendidikan) dan diminta menunggu,” kata Wakil Kepala Sekolah SDN Sugihwaras I Syafa’at, saat ditemui wartawan di sekolahnya, Kamis (17/3/2011).
Untuk bisa melangsungkan proses belajar mengajar tanpa ada ancaman jatuhnya korban, pihak sekolah memindahkan siswanya ke sejumlah ruangan darurat. Diantaranya 35 siswa kelas IV yang belajar di pelataran parkir.
“Sebelumnya ruangan ini terbuka, sekarang kami tutup dengan triplek. Memang sangat sederhana, tapi terpaksa kami pilih karena desakan kondisi,” terang Syafa’at.
Pemindahan lokasi belajar, masih kata Syafa’at, juga dialami oleh 26 siswa kelas III. Kondisinya bahkan lebih memprihatinkan, karena mereka harus belajar menggunakan ruangan di rumah dinas pesuruh sekolah. Diantaranya menggunakan ruang tamu, kamar tidur dan dapur rumah.
“Jadinya ya seperti ini, papan tulis tidak bisa dilihat secara langsung oleh anak didik. Kalau guru menerangkan mereka keluar, kalau menulis kembali ke bangku,” sambungnya.
Syafa’at mengaku kondisi belajar pada ruangan darurat tersebut sangat mengganggu konsentrasi anak didiknya. Ruangan sempit yang memaksa penataan kursi berdesakan, diperparah dengan suara bising dan debu yang luar sekolah yang yang beterbangan.
“Kalau boleh meminta, secepatnya tolong dilakukan perbaikan. Tahun lalu anggaran di APBD sudah tidak ada, semoga tahun ini bisa,” tandasnya.
(dtc/tiw)