News
Kamis, 15 September 2011 - 22:04 WIB

Sekolah inklusif kekurangan guru pembimbing

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok Solopos)

ilustrasi (dok Solopos)

Solo (Solopos.com)–Jumlah guru pembimbing anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah-sekolah inklusif di Kota Solo dinilai masih kurang.

Advertisement

Hal itu mengemuka dalam seminar bertajuk Workshop Implementasi Permendiknas No 70/2009 tentang Pendidikan Inklusif di Kota Solo, di SDN Pajang I Solo, Kamis (15/9/2011).

Guru pembimbing SDN Pajang I selaku Ketua Panitia Seminar, Yuwono Wiropati SPd mengatakan guru pembimbing ABK di SDN Pajang I berjumlah tiga orang. Padahal, di salah satu sekolah inklusif di Kota Solo tersebut terdapat 23 ABK.

“Dan yang betul-betul memerlukan penanganan khusus ada empat anak. Kalau hanya tiga guru pembimbing saja jelas kekurangan,” papar Yuwono kepada Espos seusai seminar.

Advertisement

Dia melanjutkan, hal itu juga diakui Drs Hasto Daryanto MPd dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo selaku pembicara dalam seminar tersebut.

Sejauh ini, sekolah inklusif masih kekurangan guru pembimbing ABK. Selain kekurangan guru pembimbing, kendala lain dalam penyelenggaraan sekolah inklusif antara lain terbatasnya sarana dan prasarana bagi ABK dan rendahnya pemahaman masyarakat tentang sekolah inklusif.

Sementara seminar tersebut diikuti guru-guru dari enam sekolah inklusif di Kota Solo, yaitu SDN Pajang ,SDN Bromantakan,SD Alfirdaus,SDN Ngarsodipura, SDN Petoran,dan SDN Manahan. Peserta seminar ditambah guru-guru dari sekolah penyelenggara akselerasi, yaitu SDN 15 Solo, SDN 16 Solo, SDN Cemara II, serta sekolah pelayanan khusus yakni SDN Gebang. Acara tersebut menghadirkan pula Drs Gunarhadi MA Phd dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan praktisi pendidikan sekolah inklusif Joko Yuwono MPd.

Advertisement

“Kami harap ke depan dibentuk Perwali yang bisa mendukung penyelenggaraan sekolah inklusif. Salah satunya agar siswa ABK di SD inklusif jika lulus bisa langsung masuk ke SMP inklusif,” tandas Yuwono.

(hkt)       

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif