Flanders--Sekitar 700 sekolah di Flanders, Belgia, melarang murid perempuannya mengenakan jilbab. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong rasa kesetaraan dan mencegah adanya segregasi atau pemisahan karena simbol-simbol eksternal.
“Keputusan ini untuk mendorong rasa kesetaraan dan mencegah terjadinya pemisahan dengan basis simbol-simbol eksternal,” demikian pernyataan sekolah-sekolah tersebut seperti ditulis news.com.au, Jumat (11/9).
Mayoritas sekolah di Flanders adalah sekolah Katolik. Dua sekolah di kawasan Antwerp dan Hoboken memberlakukan larangan tersebut minggu lalu. Pihak sekolah beralasan banyak siswi yang dipaksa mengenakan jilbab oleh keluarga dan kawan mereka.
Sebagai reaksi dari kebijakan ini, muncul protes dari para murid yang marah. Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘Tak ada jilbab, tak ada murid’ dan ‘Setiap orang bebas kecuali kami.’ Salah seorang siswa bahkan menggugat aturan tersebut ke pengadilan.
Kebijakan serupa diterapkan di Prancis pada tahun 2004. Di negeri Napoleon itu perdebatan tentang siswa muslim yang mengenakan jilbab di kelas telah berlangsung secara sengit selama satu dekade sebelumnya. Kebijakan tersebut menimbulkan kecaman luas, tidak hanya di Prancis tapi juga di negara-negara lain.
dtc/fid