News
Selasa, 23 November 2021 - 00:05 WIB

Sejarah Hari Ini : 23 November 1996, Pesawat Ethiopian Airlines Dibajak

Ginanjar Saputra  /  Rohmah Ermawati  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesawat Ethiopian Airlines. (wikipedia.org)

Solopos.com, SOLO — Pesawat Boeing 767 milik maskapai Ethiopian Airlines nomor penerbangan 961 dibajak pada 23 November 1996. Penerbangan tersebut merupakan yang pertama dalam rute Trans Afrika dari Addis Abab (Ethiopia)-Nairobi (Kenya)-Brazzaville (Kongo)-Lagos (Nigeria)-Abidjan (Pantai Gading).

Pembajak berjumlah tiga orang memaksa pilot Ethiopian Airlines terbang ke Australia. Karena tidak cukup bahan bakar, pesawat terbang di sepanjang pesisir pantai Afrika. Pesawat itu akhirnya justru jatuh di perairan Kepulauan Komoro lantaran mesin mati akibat kehabisan bahan bakar. Kejadian ini menewaskan 123 penumpang dari 175 penumpang.

Advertisement

Pembajakan pesawat Ethiopian Airlines, adalah satu dari sekian kejadian pada 23 November –hari ke-327 (hari ke-328 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian— yang layak dikenang.

Baca juga: Sebabkan 488 Orang Terinfeksi Covid-19, Pria China Dihukum 2 Tahun

Advertisement

Baca juga: Sebabkan 488 Orang Terinfeksi Covid-19, Pria China Dihukum 2 Tahun

Simak beragam peristiwa yang terjadi pada 23 November sebagaimana dirangkum Solopos.com dari Thepeoplehistory.com dan Wikipedia.org dalam Sejarah Hari Ini:

1174

Pendiri Dinasti Ayyubiyah, An Nasir Salah Ad Din Yusuf Ibn Ayyub alias Saladin, berhasil menaklukkan wilayah Damaskus, Suriah. Dia kemudian menambahkan wilayah itu dalam kekuasannya. Sejak saat itu, Saladin mengumumkan dirinya sebagai penguasa wilayah Mesir dan Suriah.

Advertisement
Ilustrasi Ratu Wilhelmina dari Belanda (Biography.com)

1890

Raja William III dari Belanda meninggal tanpa memiliki keturunan pria sebagai pewaris takhtanya. Akhirnya, raja yang meninggal di usia 73 tahun itu mewariskan takhtanya kepada putrinya, Wilhelmina, berdasarkan undang-undang khusus.

1971

Untuk kali pertama, Republik Rakyat Tiongkok mengirimkan perwakilannya pada pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

1980

Italia diguncang gempa berkekuatan 6,5 skala Richter dan 6,8 skala Richter yang berpusat di Conza. Daerah yang terkena dampak paling parah adalah Sant’ Angelo, Lombardi, Lioni, Naples, Teora, dan Balvano. Bencana alam ini menelan korban tewas lebih dari 4.800 jiwa.

Advertisement

Baca juga: Bayi Panda Kembar Lahir di Prancis, Simbol Persahabatan China-Prancis

1985

Kelompok militan Palestina yang dipimpin Abu Nidal membajak pesawat Egypt Air nomor penerbangan 648, sesaat setelah lepas landar dari Athena, Yunani. Pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Luqa, Malta. Kelompok teroris itu menembaki penumpang selama 15 menit yang menewaskan 60 orang.

1996

Pesawat Boeing 767 milik maskapai Ethiophian Airlines nomor penerbangan 961 dibajak. Penerbangan 961. Penerbangan tersebut merupakan yang pertama dalam rute Trans Afrika dari Addis Abab (Ethiopia)-Nairobi (Kenya)-Brazzaville (Kongo)-Lagos (Nigeria)-Abidjan (Pantai Gading). Pembajak berjumlah tiga orang memaksa pilot terbang ke Australia. Karena tidak cukup bahan bakar, pesawat terbang di sepanjang pesisir pantai Afrika. Pesawat itu akhirnya justru jatuh di perairan Kepulauan Komoro lantaran mesin mati akibat kehabisan bahan bakar. Kejadian ini menewaskan 123 penumpang dari 175 penumpang.

Advertisement

2001

Konvensi Cybercrime ditandatangani oleh anggota dewan Eropa, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, dan Afrika Selatan, di Budapest, Hungaria. Tujuan perjanjian ini adalah melindungi masyarakat dari kejahatan dunia maya. Perjanjian ini dibuat lantaran maraknya kejahatan yang memanfaatkan komputer dan Internet.

Ellen Johnson Sirleaf. (wikipedia.org)

2005

Ellen Johnson Sirleaf terpilih sebagai presiden wanita pertama di Liberia. Dia juga merupakan wanita pertama yang menjabat sebagai kepala negara di Benua Afrika. Sebelum menjabat sebagai presiden ke-24, dia sempat menjadi Menteri Keuangan pada 1979.

2013

Lebih dari lima puluh orang meninggal dunia setelah pipa minyak yang bocor terbakar dan meledak di Qingdao, Cina. Lebih dari seratus orang lainnya terluka. Beberapa pekerja yang terkait dengan pipa kemudian ditangkap karena dinilai tidak bertanggung jawab dalam memelihara pipa.

Baca juga: Saat Pandemi Covid-19, Kekerasan Akibat Senjata Api di AS Meningkat

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif