News
Sabtu, 23 Februari 2019 - 00:20 WIB

Sejarah Hari Ini: 23 Februari 1945, AS Rebut Iwo Jima dari Jepang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pada 23 Februari 1945, pasukan Amerika Serikat (AS) berhasil merebut Pulau Iwo Jima dari kekuasaan Jepang. Sebelumnya, AS terlibat pertempuran sengit melawan Jepang dalam upayanya merebut Pulau Iwo Jima.

Direbutnya Pulau Iwo Jima itu merupakan satu dari sekian banyak peristiwa pada 23 Februari yang layak dikenang. Demi mengenangnya, berikut Solopos.com merangkum sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada 23 Februari yang dihimpun dari Thepeoplehistory.com dan Wikipedia.org dalam Sejarah Hari Ini, 23 Februari:

Advertisement

Patung kepala Gaius Aurelius Valerius Diokletianus. (Wikimedia.org)
303
Kaisar Romawi, Gaius Aurelius Valerius Diokletianus atau yang dikenal dengan nama Diokletianus, memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan gereja Kristen di Nikomedia yang kini disebut sebagai Kota Izmit di Turki. Perintah Diokletianus itu adalah awal dari rangkaian penindasan umat Kristen di wilayah Kekaisaran Romawi selama delapan tahun. Penindasan tersebut kini dikenang dengan sebutan Penindasan Diokletianus.

532
Kaisar Bizantium, Yustinianus I, memerintahkan rakyatnya untuk membangun gereja Kristen yang besar dan megah di Konstantinopel yang kini dikenal dengan nama Istanbul di Turki. Gereja itu kini dikenal dengan nama Hagia Sophia dan sudah menjadi museum. Bangunan yang awalnya difungsikan sebagai gereja ini sempat difungsikan sebagai masjid saat Kostantinopel dikuasai Kesultanan Utsmani.

1554
Pasukan dari suku Mapuche di Cile pimpinan Lautaro berhasil mengalahkan pasukan Spanyol dalam Pertempuran Marihuenu. Pasukan Mapuche berusaha mengusir pasukan Spanyol yang terus menguasai wilayah Amerika Selatan, tak terkecuali Cile.

Advertisement

1778
Petinggi militer dari Kerajaan Prusia Jerman, Baron von Steuben, tiba di Valley Forge, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) untuk membantu Angkatan Bersenjata Kontinental dalam melawan pasukan Inggris Raya. Angkatan Bersenjata Kontinental adalah pasukan yang yang dibentuk oleh koloni-koloni yang kini menjadi bagian dari AS untuk berperang melawan Britania Raya.

Penampakan Terusan Panama pada 2016. (Reuters-Carlos Jasso)
1904
Amerika Serikat (AS) mendapatkan kontrol atas Terusan Panama setelah berhasil membantu Panama merdeka dari Kolombia. Selain itu, AS juga membayar US$10 juta kepada Panama.

1944
Uni Soviet mendeportasi sejumlah tentara yang berada di Chechnya dan Ingushetia ke wilayah Asia Tengah. Sejumlah tentara itu dituduh telah mengkhianati Uni Soviet dan bekerja sama dengan tentara Nazi Jerman.

Advertisement

1945
Bendera Amerika Serikat (AS) berkibar di Pulau Iwo Jima setelah AS berhasil merebut pulau tersebut dari Jepang. Sebelumnya, AS terlibat pertempuran sengit dengan Jepang dalam usahanya merebut Pulau Iwo Jima. AS bahkan harus kehilangan kapal induk terbesarnya kala itu, USS Bismarck Sea, yang tenggelam setelah dibombardir dan dihantam kamikaze pesawat tempur milik Jepang.

1959
Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan tiba di Rusia untuk bertemu dengan pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev. Kunjungan Macmillan itu adalah upaya untuk memperbaiki hubungan Inggris dan Uni Soviet. Dalam pertemuan tersebut, Inggris dan Rusia bersepakat untuk menghentikan uji coba nuklir yang mereka lakukan di negara masing-masing.

1997
Untuk kali pertama di Amerika Serikat (AS), sebuah film yang ditayangkan di saluran televisi berlangsung tanpa iklan. Film yang ditayangkan kala itu adalah Schindler’s List karya sutradara Steven Spielberg yang diadaptasi dari novel berjudul Schindler’s Ark karya Thomas Keneally. Stasiun televisi yang menayangkan film tanpa iklan itu adalah NBC.

2014
Parlemen Ukraina menetapkan Oleksandr Turchynov sebagai presiden sementara setelah Viktor Yanukovych dipaksa turun dari jabatannya menyusul aksi protes yang terus disuarakan rakyat Ukraina. Sebelumnya, aksi protes yang disuarakan rakyat Ukraina seakan tak ada matinya karena Viktor Yanukovych terus menggaungkan kampanye anti-Uni Eropa.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif