News
Kamis, 19 Mei 2016 - 10:18 WIB

SBBI - JBBI 2016 : Bateeq Meriahkan Pengumuman Penghargaan Brand Terbaik

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fashin Show Bateeq dalam perhelatan SBBI-JBBI di Hotel Alana Solo, Kamis (19/5/2016). (Rini Yustiningsih/JIBI/Solopos)

SBBI-JBBI 2016 digelar untuk menentukan pemegang merek terbaik di Solo dan Jogja.

Solopos.com, SOLO – Gelaran penghargaan SBBI-JBBI 2016 dilangsungkan di Alana Ballroom Hotel Solo, Kamis (19/5/2016). Acara yang dipandu Ferri Anggara dan Elisabeth Sudiro dibuka dengan fashion show koleksi busana dari Bateeq.

Advertisement

Belasan model dari Bateeq memeragakan koleksi busana batik terbaru. Bertema Indonesia, busana batik casuala hingga resmi tersaji apik dan warna – warna kalem. Busana Bateeq menjadikan motif batik tradisional menjadi terkesan lebih modern.

PT Aksara Solopos dan PT Aksara Dinamika konsisten untuk memberikan penghargaan kepada pemegang merek terbaik yang ada di Solo dan Jogja. September tahun lalu, tim survei dari lembaga survei Solo Research mulai mempersiapkan penelitian, seperti menyusun desain riset dan desain kuisioner.

Advertisement

PT Aksara Solopos dan PT Aksara Dinamika konsisten untuk memberikan penghargaan kepada pemegang merek terbaik yang ada di Solo dan Jogja. September tahun lalu, tim survei dari lembaga survei Solo Research mulai mempersiapkan penelitian, seperti menyusun desain riset dan desain kuisioner.

Mulai November, tim survei mulai melakukan pengumpulan data yang dibarengi dengan kontrol kualitas dan pengecekan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas hasil survei sesuai dengan kondisi lapangan. Selain itu, tim survei juga melakukan recall atau menghubungi kembali responden apabila dirasa ada yang kurang dari jawaban yang diberikan.

Pengumpulan data selama satu setengah bulan ini melibatkan 14 tenaga survei, khusus untuk Kota Solo. Banyak kendala yang ditemui tim survei dilapangan, dari penolakan hingga dikira sebagai petugas sensus pajak. Meski begitu, pengumpulan bisa selesai sesuai jadwal karena kebanyakan petugas sudah terbiasa melakukan survei.

Advertisement

Pemenang tersebut berasal dari 10 kategori, diantaranya makanan-minuman, rokok, obat, tempat perbelanjaan, jasa keuangan, produk IT, elektronik, otomotif, rumah tangga, dan produk/penyedia layanan khusus.
Ketua Panitia SBBI-JBBI 2016, Tri Wahyudi, menjelaskan pangsa pasar bukan jaminan suatu merek bisa menerima penghargaan sebagai merek terbaik.

Diakuinya pangsa pasar memiliki bobot paling tinggi dibandingkan variable lainnya. Namun variable yang digunakan untuk menentukan merek terbaik ini cukup banyak, diantaranya kesadaran merek, pangsa pasar, kepuasan, persepsi pelanggan, kegunaan, dan loyalitas.
Oleh karena itu, dia mengatakan merek yang bukan penguasa pasar tetap berpeluang asalkan variable lain memiliki kinerja yang bagus. Hal ini karena merek terbaik ditentukan dengan mengakumulasi nilai dari masing-masing variable dengan pembobotan tertentu.

“Setiap merek berpeluang mendapat predikat best brand dalam riset SBBI-JBBI. Semua tergantung dari kinerja masing-masing merek berdasarkan variable yang digunakan dalam riset ini,” ungkap Tri saat berbincang dengan solopos.com.

Advertisement

Dia pun mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada pergeseran penerima merek terbaik dari tahun sebelumnya. Namun pergeseran ini biasanya adalah pelaku lama yang di tahun sebelumnya, penilaian hanya beda tipis dengan pemenang.

Akademisi Bidang Marketing sekaligus Konsultan Survei SBBI-JBBI 2016, Anton A. Setiawan, mengatakan kepuasaan dan loyalitas yang paling banyak mempengaruhi konsumen memilih suatu produk atau merek. Dia mengungkapkan pergeseran kepuasan ini juga dipengaruhi adanya perubahan komunikasi pemasaran. Inovasi pun masih menjadi alasan seseorang mengenal suatu merek tapi hanya untuk jasa dan produk tertentu.

Lebih lanjut, dia menyampaikan bagi pemegang merek yang ingin tetap mempertahankan produknya adalah selalu mengidentifikasi perubahan yang terjadi di pasar dan terus menganalisis rantai nilai, yakni nilai yang dianggap paling penting oleh konsumen kemudian dijadikan landasan dalam melakukan perubahan.

Advertisement

Inovasi masih menjadi hal yang penting untuk mampu memenangkan persaingan pasar. SBBI-JBBI tahun ini pun menghadirkan tema Inovasi Berbasis Market dan menampilkan motivator ternama, Tanadi Santoso. Motivator yang pernah mengenyam pendidikan civil engineering di Taiwan ini akan membawakan seminar Inovasi atau Mati.
Direktur Pemasaran PT Aksara Solopos, Bambang Natur Rahadi, menyampaikan kehadiran Tanadi diharapkan bisa memberi banyak gagasan baru kepada pelaku usaha. Hal ini karena Tanadi intens mengamati perubahan pasar sehingga bisa memberi persepsi baru kepada pelaku usaha mengenai inovasi apa yang bisa dimanfaatkan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif