News
Minggu, 14 September 2014 - 12:20 WIB

Sapi DIY Pasok Bisa untuk Memasok Hewan Korban Daerah Lain

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA- Sapi yang ada di peternakan warga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mampu mencukupi kebutuhan untuk hewan korban pada hari raya Idul Adha 1435 Hijriyah mendatang, bahkan bisa memasok daerah lain.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) DIY, Sutarno mengatakan, populasi sapi yang ada di peternakan sapi di lima kabupaten/kota saat ini akan mampu mencukupi karena populasinya telah mencapai 300.000 ekor sapi.

Advertisement

Populasi sapi di DIY, kata dia, terbanyak ada di Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah populasi mencapai 140.000 ekor atau 40 persen dari keseluruhan populasi sapi di daerah setempat.

Dengan jumlah populasi sapi tersebut, DIY masih dapat memasok kebutuhan sapi hidup di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat.

“Kalau 2013, bahkan kami juga mensuplai kebutuhan sapi untuk Kalimantan,” kata dia, Jumat (12/9/2014).

Advertisement

Sutarno mengatakan sapi lokal DIY yang biasa digunakan untuk hewan kurban adalah sapi dengan jenis peranakan ongole (PO) yang biasa dikenal sebagai sapi Jawa atau sapi putih. Sapi jenis itu dinilai memiliki harga lebih terjangkau sehingga lebih diminati masyarakat.

“Sapi putih memiliki kisaran harga rata-rata mulai Rp14 juta -Rp15 juta. Relatif lebih murah dibanding jenis sapi lainnya, seperti sapi limosin yang mencapai Rp18 juta,” kata dia.

Sutarno menyarankan, untuk keperluan sapi sebagai hewan kurban, masyarakat perlu memilih sapi dengan kondisi sehat, terbebas dari cacing hati atau penyakit “anthrax”. Selain itu, minimal memiliki usia 1,5 -2 tahun.

Advertisement

Untuk memastikan kesehatan sapi, menurut dia, Distan DIY juga melakukan pemantauan kondisi kesehatan ternak sapi menjelang hari raya Idul Adha, secara rutin.

“Masyarakat juga dapat mengenali kondisi kesehatan sapi, melalui ciri fisik misalnya bola mata tidak buram, serta bulu tidak kusam. Gemuk belum tentu sehat,” kata Sutarno.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif