News
Minggu, 27 Oktober 2019 - 16:05 WIB

Saking Panasnya, Qatar Pasang AC di Trotoar

Newswire  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi suhu udara yang panas (IST)

Solopos.com, SOLOSuhu panas yang cukup ekstrem di Qatar memicu pemerintah memasang AC atau pendingin udara di beberapa tempat terbuka. Suhu udara di negara tersebut bahkan mencapai 46 derjat celcius.

Dilaporkan Detikcom, Minggu (27/10/2019), pendingin udara raksasa bahkan juga telah dipasang di trotoar dan pasar terbuka. Pendiri Organisasi Teluk untuk Penelitian dan Pengembangan, Yousef Al-Horr mengatakan cuaca panas membuat orang tak mampu beraktivitas normal.

Advertisement

"Jika pendingin udara dimatikan, keadaannya akan sangat tak tertahankan. Anda tidak dapat beraktivitas secara efektif," ujar Yousef al-Horr kepada The Washington Post.

Sementara itu, direktur peneliti senior di Institut Penelitian Lingkungan dan Energi Qatar, Mohammed Ayoub, mengatakan beberapa kota yang berkembang pesat di seluruh Timur Tengah diramalkan tidak akan bisa lagi dihuni.

Advertisement

Sementara itu, direktur peneliti senior di Institut Penelitian Lingkungan dan Energi Qatar, Mohammed Ayoub, mengatakan beberapa kota yang berkembang pesat di seluruh Timur Tengah diramalkan tidak akan bisa lagi dihuni.

"Kita berbicara tentang kenaikan suhu 4 hingga 6 derajat Celsius di daerah yang suhunya sudah tinggi," kata Ayoub. Bahaya akutnya lebih disebabkan oleh kelembaban. Ketika kelembaban sangat tinggi, penguapan dari kulit melambat atau berhenti.

"Jika udara panas dan lembab, dan kelembaban relatif mendekati 100 persen, Anda bisa mati karena panas yang Anda hasilkan sendiri," kata Jos Lelieveld, dari Institut Kimia Max Planck di Jerman.

Advertisement

Sebuah televisi Jerman melaporkan adanya ratusan kematian di kalangan pekerja asing di Qatar dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mendorong penerapan peraturan baru terhadap pekerjaan di luar ruangan.

Pemerintah Qatar mengatakan bahwa Piala Dunia akan diselenggarakan dengan jejak karbon netral, dan baru-baru ini meluncurkan rencana untuk menanam sejuta pohon. Ide ini dikecam oleh beberapa pakar dan dianggap tidak realistis.

Kekhawatiran jika penggemar sepak bola yang berkunjung ke negara itu pingsan atau bahkan mati akibat udara panas mendorong Qatar menunda penyelenggaraan Piala Dunia selama lima bulan.

Advertisement

Pendingin Udara Hasilkan Karbon Dioksikda

Pendingin udara mungkin hanya solusi sementara bagi Qatar karena listrik di Qatar berasal dari bahan bakar fosil yang melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer dan menyebabkan darurat iklim.

Menurut Bank Dunia, Qatar adalah negara penghasil emisi gas rumah kaca per kapita terbesar, hampir tiga kali lebih banyak dari Amerika Serikat (AS) dan hampir enam kali lebih banyak dari China.

Advertisement

Salah satu negara di Timur Tengah ini menggunakan sekitar 60% listriknya untuk mendinginkan udara. Sementara di China dan India, penggunaan penyejuk udara menyumbang kurang dari 10% dari keseluruhan penggunaan listrik.

Konferensi Pendinginan dan Pemanasan Distrik Internasional memperkirakan total kapasitas pendinginan di Qatar, beserta emisi yang dihasilkannya, pada 2030 akan mencapai nyaris dua kali lipat dibanding 2016.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif