News
Jumat, 20 Desember 2013 - 19:16 WIB

RUTE PENERBANGAN BARU : Citilink Tambah Rute Baru Balikpapan-Jogja dan Jogja-Jakarta

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesawat Citilink (Dok/JIBI/Bisnis)

Harianjogja.com, JOGJA–Penerbangan low cost carrier (LCC) masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Citilink konsisten untuk terus mengembangkan rute dengan menambah penerbangan baru Balikpapan-Jogja dan akan menambah penerbangan Jogja-Jakarta pada Januari mendatang.

Vice President Sales and Distribution Citilink Indonesia Agus Dewanta mengatakan pangsa pasar LCC di Indonesia masih memiliki peluang besar.  “Total penumpang kira-kira ada 70 juta yang diangkut oleh transportasi udara. Sebanyak 30 persennya merupakan pangsa pasar premium,” ujar Agus kepada Harian Jogja, ditemui di sela acara Agen Gathering Citilink, Kamis (19/12/2013) di Sheraton Mustika Resort.

Advertisement

Agus memaparkan 30% pasar penerbangan merupakan kelas premium. Kelas ini masih dominan dipegang oleh Garuda Indonesia.

Sedangkan market air middle low segment termasuk di dalamnya kelas LCC meraup pasar 70% dari 70 juta penumpang. Jumlah penumpang yang dapat diangkut segmen market LCC ini setidaknya mencapai 49 juta.

“Peluang market ini masih sangat menjanjikan dan akan terus tumbuh. Dari 49 juta ini memiliki volume bisnis mencapai Rp22 triliun, volume value ini untuk semua pemain LCC. Porsi Citilink baru 17 persen, makanya kami akan terus kembangkan bisnis ini,” jelas Agus.

Advertisement

Meski pangsa pasar penerbangan LCC ini masih sangat besar. Sayangnya, bisnis ini ternacam terhambat oleh terbatasnya infrastruktur market utama. Agus mengungkapkan saat ini kapasitas bandar udara Soekarno Hatta di Cengkareng mulai penuh.

Awal tahun depan dengan dibukanya Bandara Halim Perdana Kusuma, diharapkan dapat mengakomodasi bisnis penerbangan, khususnya untuk pasar LCC.

“Di beberapa daerah, bandaranya terus dikembangkan. Sedangkan tujuan penerbangan masih dominan ke Jakarta, di mana fasilitas bandara di Cengkareng mulai overload. Investasi yang besar di semua daerah ini tidak ada gunanya kalau pusat bisnisnya sudah over kapasitas. Apalagi Jakarta itu origin penumpang,” jelas Agus.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif