Rusuh suporter Bonek dengan Aremania di Sragen manarik perhatian Kapolda Jateng.
Solopos.com, SOLO — Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Kapolda Jateng), Irjen Pol Nurr Ali, meninjau langsung ratusan pendukung Persebaya Bonek, yang diamankan pihak berwajib di Polres Sragen, terkait kerusuhan yang terjadi di dua lokasi berbeda, Sabtu (19/12/2015) pagi.
Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu, Kapolda Jateng bersama jajarannya datang ke Polres Sragen sekitar pukul 14.00 WIB siang. Kedatangan Kapolda Jateng disambut langsung oleh Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo beserta jajarannya.
Kapolda Jateng melihat langsung kondisi 430 Bonek yang diamankan Kepolisian Sragen di tiga tempat, yaitu depan Satuan Sabhara, depan Kantor Wakapolres, dan lapangan Mapolres Sragen.
Terkait dengan kasus kerusuhan Bonek dengan Aremania di dua lokasi, SPBU Jatisumo dan Nglorok, Sabtu pagi, yang menyebabkan kematian dua pendukung Arema, ada 15 Bonek yang diinterogasi pihak berwajib. Hal ini dilakukan untuk mengungkap adanya indikasi tersangka pelaku pembunuhan, perang senjata, dan perusakan kendaraan.
“Saat ini proses interogasi masih berlangsung. Sejauh ini, belum ada tersangka yang ditetapkan,” ujar Kapolda.
Kapolda Jateng juga sudah berkoodinasi dengan Kapolda Jatim mengenai pengembalian ratusan Bonek yang tak terindikasi sebagai tersangka ke daerahnya. Pengembalian tersebut, nantinya akan dikawal secara ketat oleh 25 personel pengalihan massa dari Polda Jatim. Kini, tim tersebut sudah berada di Sragen. Kapolda menyatakan, proses pengembalian Bonek diusahakan bisa terlaksana hari ini.
Sementara, jika sudah ditetapkan tersangka, Bonek yang terindikasi melakukan kekerasan dan perusakan akan tetap ditahan di Polres Sragen. Sedangkan sisanya dipulangkan ke Jatim. Tersangka dalam kasus rusuh suporter tersebut juga akan diproses secara hukum dengan sebagaimana mestinya.
Sebelumnya, ada dua pendukung Arema yang menjadi korban tewas dalam rusuh suporter tersebut. Dua korban itu adalah Eko Prasetyo, 30, warga Sebaluh, Pujon, Malang, dan sopir Slamet. Eko tewas seketika di SPBU Jatisumo dalam kondisi kepala pecah, sementara Slamet meninggal ketika dalam perjalanan penyelamatan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen.