News
Sabtu, 30 Juli 2016 - 13:45 WIB

RUSUH DI TANJUNG BALAI : Kronologi Perusakan Vihara dan Kelenteng di Sumut

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto kerusuhan di Tanjung Balai, Sumut. (Istimewa/Facebook)

Bentok di Tanjung Balai membuat sepuluh rumah ibadah dirusak warga.

Solopos.com, TANJUNG BALAI – Bentrok antar warga terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara (Sumut).Sejumlah tempat ibadah yakni vihara dan kelenteng rusak dan terbakar. Selain itu, juga terjadi aksi lempar batu.

Advertisement

“Ada aksi anarkis massa. Ada beberapa bangunan vihara dan kelenteng terbakar di bagian depan. Namun, bagian tembok tidak habis terbakar,” kata Kapolres Tanjung Balai AKBP Ayep Wahyu Gunawan kepada detikcom, Sabtu (30/7/2016).

Melansir informasi Detik, Sabtu (30/7/2016), ke-10 rumah ibadah dan 1 yayasan sosial tersebut berlokasi di Kecamatan Tanjung Balai Selatan. Dilaporkan juga ada 8 unit kendaraan roda 4 yang dibakar.

Advertisement

Melansir informasi Detik, Sabtu (30/7/2016), ke-10 rumah ibadah dan 1 yayasan sosial tersebut berlokasi di Kecamatan Tanjung Balai Selatan. Dilaporkan juga ada 8 unit kendaraan roda 4 yang dibakar.

Tak ada korban jiwa akibat kejadian. Namun kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Melansir kabar Okezone, Sabtu (30/7/2016), berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa berawal dari seorang warga Jalan Karya Kel TB, Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan, Kota Tanjung Balai yang menegur pengurus rumah ibadah untuk mengecilkan suara mikrofon.

Advertisement

Setibanya di Polsek, lalu dilakukan pertemuan dengan sejumlah pemuka agama, tokoh masyarakat, dan camat setempat. Pada saat yang bersamaan, massa mulai banyak berkumpul yang dipimpin oleh kelompok elemen mahasiswa.

Di sini, massa bersama mahasiswa melakukan orasi memprotes sikap orang tersebut. Selanjutnya massa diimbau untuk tertib dan sempat membubarkan diri.

Namun sekitar pukul 22.30 WIB, Jumat 29 Juli 2016 malam, konsentrasi massa kembali terjadi. Diduga berkumpulnya massa ijni akibat informasi melalui media sosial (Facebook) yang diposting oleh salah seorang aktivis.

Advertisement

Massa kemabli mendatangi rumah di Jalan Karya dan hendak membakarnya. Aksi massa berhasil dicegah warga sekitar yang tidak ingin kampung mereka tercoreng dengan ulah massa.

Karena massa semakin banyak dan sudah diliputi emosi, selanjutnya massa bergerak menuju rumah ibadah yang berjarak sekitar 500 meter dari Jalan Karya.

Massa yang hendak melakukan pembakaran berhasil dihadang polisi, tetapi massa melakukan pelemparan sehingga sejumlah fasilitas di rumah ibadah itu rusak.

Advertisement

Selanjutnya massa bergerak melakukan tindakan pembakaran dan perusakan secara masif hingga merusak delapan rumah ibadah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif