News
Jumat, 30 Agustus 2013 - 12:55 WIB

RUPIAH MELEMAH : Tarif Pengiriman Paket Berlipat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi jasa pengiriman paket (JIBI/dok)

Foto ilustrasi jasa pengiriman paket (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, JOGJA—Melemahnya rupiah terhadap dolar mulai berimbas pada berbagai sektor bisnis. Salah satunya yakni industri jasa pengiriman karena melemahnya rupiah tersebut ternyata membuat pertumbuhan bisnis kiriman secara umum mengalami perlambatan pertumbuhan, dari rata-rata 50% menjadi hanya 20%.

Advertisement

Ketua DPW Asperindo DIY Marsudi mengatakan, perlambatan paling terasa bagi perusahaan yang bermain di pasar internasional.

“Perlambatan pertumbuhan memang tidak terjadi di semua perusahaan. Untuk domestik memang tidak terlalu berpengaruh, namun yang berat yakni pasar internasional,” kata dia, di Bale Raos Jogja, Kamis (29/8).

Advertisement

“Perlambatan pertumbuhan memang tidak terjadi di semua perusahaan. Untuk domestik memang tidak terlalu berpengaruh, namun yang berat yakni pasar internasional,” kata dia, di Bale Raos Jogja, Kamis (29/8).

Menurut dia, imbasnya, bukan hanya pada harga produk karena gejolak nilai tukar. Tetapi juga pada tarif jasa pengiriman.

“Hal itu membuat beban bagi konsumen menjadi berlipat. Ini menjadi salah satu faktor penyebab turunnya pertumbuhan,” kata Marsudi.

Advertisement

Namun meski terpengaruh, pihaknya mengaku belum akan melakukan langkah penyesuaian seperti yang dilakukan saat BBM naik.

“Beberapa perusahaan memang sudah mengambil langkah dengan memberikan diskon untuk mengangkat lagi transaksi. Tapi itu masih menjadi kebijakan masing-masing perusahaan bukan organisasi,” tambah dia.

Untuk alternatif, kata Marsudi, perusahaan jasa pengiriman diharapkan bisa membidik segmen yang lebih aman dari dampak gejoak nilai tukar. Salah satunya yakni dengan menggenjot segmen coorporate.

Advertisement

Ketua Umum Asperindo M. Kadrial pada kesempatan yang sama menambahkan, melemahnya rupiah yang terjadi saat ini menjadi ancaman serius bagi jasa pengiriman.

“Untungnya ekspor-impor biasanya sudah kontrak untuk jangka panjang. Artinya, transaksi ekspor-impor sekarang ini, merupakan realisasi dari kontrak beberapa waktu lalu. Tapi jika kondisinya tidak segera pulih, jelas jasa pengiriman akan terkena imbasnya,” kata dia.

Untuk itu, pihaknya berharap agar pemerintah segera melakukan langkah konkrit untuk mengatasi krisis tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif