News
Selasa, 17 September 2013 - 06:45 WIB

RUPIAH MELEMAH : Harga Obat Naik 10%

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi obat-obatan (JIBI/Solopos//Reuters)

Solopos.com, SOLO — Harga obat meningkat pada kisaran 10% seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kenaikan harga obat itu diduga dipicu masih banyaknya bahan baku untuk obat-obatan yang impor.

Asisten Apoteker Apotek Balapan, Solo, Endang Sri Retnowati, 62, menuturkan kenaikan tersebut terjadi awal bulan ini. “Naiknya pelan-pelan, sedikit demi sedikit harga naik. Rata-rata kenaikan harga sekitar 5%-10%,” ujarnya kepada wartawan di tempat kerjanya, Senin (16/9/2013).

Advertisement

Namun untuk obat generik dan obat dengan harga minimal Rp1 juta per kardus, hingga kini belum naik. Endang menjelaskan obat yang harganya naik seperti tablet, sirup, dan minyak kayu putih.

Dia mencontohkan tablet obat batuk dari Rp2.200 menjadi Rp2.500/bungkus sedangkan minyak kayu putih botol besar, naik sekitar Rp1.500 menjadi Rp25.000 per botol.

Hal yang sama juga diungkapkan salah satu distributor obat di Solo. Laki-laki yang enggan disebut namanya tersebut menjelaskan harga obat generik sulit naik karena harga obat tersebut sudah ditentukan pada awal tahun.

Advertisement

“Harga yang sudah ada di e-katalog tidak akan bisa diubah sewaktu-waktu dan itu berlaku selama satu tahun,” terangnya.

Harga bahan baku dari negara asal, diakuinya, tidak ada perubahan tapi melemahnya rupiah yang membuat harga tersebut naik. Pasalnya pembelian bahan baku menggunakan dolar.

Dia mengatakan kenaikan harga obat selain generik sekitar 10%. Meski mengalami kenaikan, permintaan dari apotek tetap sama. “Meski harga obat naik tapi itu kan kebutuhan yang harus ada di rumah sakit, jadi permintaan selama ini masih sama dan tidak menurun,” pungkasnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif