News
Jumat, 7 September 2018 - 15:43 WIB

Rupiah Kembali Stabil Menguat, BI: Ini Karunia Allah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan penguatan rupiah sebagai hasil dari langkah konkret BI dan pemerintah dalam menurunkan defisit transaksi berjalan. Selain itu, likuiditas valas mulai berjalan sesuai mekanisme pasar.</p><p><a href="http://news.solopos.com/read/20180906/496/938319/bank-indonesia-intervensi-rp119-triliun-rupiah-ditutup-menguat" target="_blank" rel="noopener">Rupiah</a> pada pukul 14.49 WIB, Jumat (7/9/2018), menguat 3 poin ke atau 0,02% ke level Rp14.890 per dolar AS. "Ini karunia Allah untuk kita, rupiahnya stabil menguat. Kita telah melakukan langkah konkret untuk menurunkan defisit transaksi berjalan," ujar Perry, Jumat (7/9/2018).</p><p>Defisit transaksi berjalan berarti negara ini mengalami defisit dalam transaksi barang, jasa, dan transfer uang sehingga membutuhkan dana untuk membiayai defisit ini. Jika defisi transaksi berjalan terlalu besar, ekonomi suatu negara bisa rentan terhadap gejolak pasar.</p><p>BI mengarisbawahi pemerintah juga telah melakukan langkah seperti B20 dan pembatasan impor melalui penyesuaian beberapa pos tarif barang konsumsi serta beberapa langkah terkait pariwisata akan dilakukan. BI yakin ini semua juga akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah ke depan.</p><p>Dalam kesempatan ini, BI mengapresiasi ke pengusaha yang mempunyai devisa atau valas juga menjual valas. "Ini menambah supply di pasar dua hari ini supply demand berlangsung bagian penting mengenai nilai tukar yang stabil," ujar Perry.</p><p>Selanjutnya, dia menegaskan bank sentral akan terus memfokuskan kebijakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dengan sejumlah langkah, termasuk siap di pasar. "Terkait dengan keberadaan kami di pasar dengan supply yang bertambah mekanisme pasarnya makin kuat," paparnya.</p><p>Alhasil, peningkatan nilai tukar juga banyak didukung oleh semakin meningkatnya pasokan dan permintaan. Ke depannya, Perry menuturkan ruang untuk penguatan rupiah masih ada, mengingat inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi dan kondisi perbankan yang sehat.</p><p>"Apalagi dengan penurunan <a href="http://news.solopos.com/read/20180906/496/938296/rupiah-merosot-faisal-basri-pecat-menteri-di-balik-impor-besar-besaran" target="_blank" rel="noopener">defisit transaksi berjalan</a> sehingga ada ruang rupiah lebih baik ke depan," ungkap Perry.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif