News
Jumat, 27 April 2012 - 07:11 WIB

RUDAL KORUT: Pengamat Senjata Menduga Rudal Korut Palsu

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rudal Korut (Foto detikcom)

Rudal Korut (Foto detikcom)

TOKYO- Para pengamat senjata dan teknologi menilai rudal yang baru dengan hulu ledak nuklir Korea Utara (Korut) adalah palsu. Sementara Korea Selatan (Korsel) tengah berusaha menambah daftar lembaga Korut yang mendapat sanksi PBB.

Advertisement

Seoul telah menyampaikan daftar lembaga Korut yang diduga terlibat dalam perdagangan senjata dan kegialan ilegal lainnya, termasuk Aprok Development Bank dan Haesung Trading.

Menurut laporan koran Dong-A Ilbo, seperti dilansir yahoonews, Kamis (26/4/2012), selain Korsel, lima negara lain, termasuk Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), telah mengirimkan daftar mereka sendiri.

Mengutip seorang pejabat PBB, koran tersebut melaporkan, Washington tengah berusaha membekukan rekening bank dan aset-aset lain dari 17 lembaga tambahan Korut, di luar lembaga-lembaga yang disanksi PBB sebelumnya.

Advertisement

Hingga berita ini diturunkan juru bicara kementerian luar negeri Korut belum bisa dihubungi untuk dimintai komentarnya. Peluncuran roket Korut pada 13 April, meskipun gagal, lalu telah memicu kecaman Dewan Keamanan PBB, yang memerintahkan komite sanksi menambah daftar sanksi atas Pyongyang.

Menyusul peluncuran roket yang gagal tersebut, Pyongyang menggelar parade kekuatan dalam memperingati 100 tahun kelahiran pendiri negara itu, Kim Il Sung, 15 April. Salah satu yang dipamerkan adalah rudal KN-08s yang dipercaya pembawa hulu ledak nuklir.

Namun setelah mempelajari foto-foto rudal yang dipamerkan itu, para analis senjata dan teknologi menyebutkan palsu dan bukan rudal dengan kemampuan yang meyakinkan seperti telah diklaim Pyongyang.

Advertisement

Menurut mereka, rudal tersebut mempunyai komponen bahan bakar cairan padat, dua jenis bahan bakar yang tak bisa diterbangkan bersama-sama. Lapisan luar rudal yang bergelombang juga diduga akibat lapisan logamnya terlalu tipis sehingga tak bisa menahan tekanan jika diluncurkan.

“Tidak ada keraguan, rudal itu tiruan,” tulis Markus Schiller dan Robert Schmucker dari Schmucker Technologie Jerman, di situs Armscontrolwonk.com.

“Belum jelas, apakah mereka sengaja membuatnya untuk membingungkan para pengamat asaing atau para desainer mereka memang ceroboh,” lanjut mereka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif