SOLOPOS.COM - KPH Notonegoro dan istrinya GKR Hayu dengan menunggangi kereta Kyai Jong Wiyat melambaikan tangan saat melintasi kerumunan massa menuju Kepatihan di Jalan Malioboro, Jogja, Rabu (23/10/2013). (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)
Harianjogja.com, JOGJA –Aktivitas perdagangan di kawasan Jalan Malioboro, Jogja terhenti selama berlangsungnya kirab pasangan pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro.
Usai kirab, pengunjung yang masih membanjiri tempat tersebut justru menaikkan omzet pertokoan.
Manager Khasanah Muslim Al-Fath Susi Lestari mengatakan aktivitas transaksi di toko ini baru mulai dibuka pukul 12.00 WIB.
“Apabila biasanya kami buka pukul 09.00 WIB, hari ini kami menghormati momen ini. Tapi setelah buka, transaksi juga langsung ramai,” ujar Susi saat ditemui Harianjogja.com, Rabu (23/10/2013).
Susi mengatakan acara pernikahan agung tersebut juga memberikan dampak positif bagi toko perlengkapan muslim ini. Pasalnya, sejak Sabtu lalu nampak transaksi di toko ini mengalami peningkatan cukup tinggi dibandingkan hari biasa.
“Karena mungkin diantara tamu Sultan juga ada yang harus mencari perlengkapan busana, atau mungkin bagi para muslimah mencari kebutuhan hijab untuk menghadiri acara tersebut,” papar Susi.
Peningkatan kunjungan juga nampak di Malioboro Mall. Pertokoan ini memang tidak menjadi jalur yang dilalui oleh iring-iringan pengantin Kraton. Namun, dampak yang dirasakan dari acara tersebut turut meningkatkan omzet sejumlah gerai.
Marketing and Promotion Staf Malioboro Mall Stefany Sutanto mengatakan setelah kirab selesai masyarakat yang tadinya menyaksikan kirab langsung memadati mal ini.
“Tadi setelah kirab selesai, pengunjungnya langsung ramai sekali. Tapi siangnya kunjungan sudah kembali ke kondisi normal,” jelas Fany.