News
Kamis, 30 September 2021 - 11:22 WIB

Round Up: Heboh Polisi Minta Nomor Hape Hingga Pemecatan Pegawai KPK

Sri Sumi Handayani  /  Newswire  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi KPK (detik)

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah berita menarik hadir dalam 24 jam terakhir di Solopos.com. Mulai dari polisi, FA, yang membuat geger karena “bertingkah aneh” setelah menertibkan salah satu pengendara motor, RNA, 27, di Cipondoh, Tangerang.

Ulah FA itu viral setelah RNA menceritakan pengalamannya di media sosial. Menurut RNA, FA tidak memberi bukti pelanggaran (tilang), tetapi malah meminta nomor handphone-nya.

Advertisement

Dalam cuitannya, RNA mengaku FA tidak menilang dirinya tetapi malah meminta nomor handphone. Setelah itu, RNA menerima pesan via WhatsApp dan telepon dari FA. “Awalnya gue ditilang dekat Tangerang City sekitar jam 02.00 WIB karena menerobos lampu merah. Singkatnya disuruh minggir. Terus dimintai surat-surat,” kata RNA di akun Twitter-nya, Selasa (28/9/2021).

Baca Juga: 10 Berita Terpopuler: Mandalika hingga 4 Lokasi Pembantaian di Solo

Advertisement

Baca Juga: 10 Berita Terpopuler: Mandalika hingga 4 Lokasi Pembantaian di Solo

RNA menceritakan percakapan dengan FA saat diminta berhenti. Menurut dia, FA juga bertanya apakah dirinya sudah menikah atau belum. Singkat cerita, RNA mendapatkan pesan dan telepon secara intens dari FA sehingga membuatnya ketakutan.

“Eeh siangnya, dia makin intens nge-chat. Gue buka, centang biru dong. Nggak gue balas, dia nelepon-nelponin gue sambil nge-chat begitu. Serem banget. Segala mau main ke kosan pula. Neror gue bahkan minta ke kosan,” ucapnya.

Advertisement

Baca Juga: Gaji Istri Lebih Besar Jadi Pemicu Perceraian di Jepara, Benarkah?

FA menyampaikan menyetop RNA karena menerobos lampu merah. FA juga menjelaskan, saat menyetop RNA, tidak sedang melakukan Operasi Patuh Jaya.

Tetapi, FA membiarkan RNA jalan karena iba. Polisi yang berdinas di Polsek Cipondoh itu mengaku meminta nomor handphone RNA untuk berkenalan dan mencari teman. Sayangnya, FA tidak menjelaskan saat ditanya mengapa mengirim pesan ke RNA pukul 03.00 WIB dini hari.

Advertisement

“Itu kan ibu-ibu, kasihan lah. Kalau SIM-STNK lengkap, saya cuman bilang, ‘Bu, lain kali jangan ulangi lagi, lampu merah ngeri kalau diterobos. Saya sudah WA (WhatsApp) ibunya, saya minta maaf. Tapi ya itu nggak dibales-bales dari kemarin-kemarin begitu,” ujar FA saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (29/9/2021).

Baca Juga: Sebar Video Hoaks Penculikan Anak, Pria Magelang Diciduk Polisi

Pemecatan 57 Pegawai KPK

Sebanyak 57 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) resmi diberhentikan secara hormat dari KPK hari ini, Kamis (30/9/2021). Hal itu berkaitan dengan aturan baru perihal alih status pegawai KPK menjadi ASN per 30 September 2021.

Advertisement

Kondisi itu menyebabkan polemik. Terutama beberapa orang dari 57 pegawai KPK yang dipecat itu. Mereka sudah mengabdi di KPK selama belasan tahun, bahkan mengalami cidera permanen. Tetapi, mereka berakhir dipecat setelah dinyatakan tidak lolos TWK.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memberikan solusi terkait persoalan tersebut. Pemerintah akan merekrut 57 mantan pegawai KPK itu menjadi ASN di Polri. Sejumlah pihak merespons positif solusi yang ditawarkan presiden dan kapolri.

Baca Juga: Mau Bikin Konser Musik di Yogyakarta? Cek Dulu Syaratnya…

PKS memuji Presiden Jokowi karena mengizinkan Kapolri merekrut 57 pegawai KPK yang tidak lulus TWK menjadi ASN Polri. PKS menyebut sikap Jokowi menunjukkan jiwa kepala negara.

“Apresiasi Kapolri. Langkah terakhir menyelamatkan para pejuang pemberantasan korupsi. Selamat, terus berjuang 57 pegawai KPK di institusi penegak hukum. Indonesia bebas korupsi adalah harapan kita bersama,” kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, kepada wartawan Rabu (29/9/2021).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif