News
Selasa, 24 Januari 2012 - 15:40 WIB

RIVERS OF THE WORLD- Enam Sekolah Ditunjuk British Council

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koordinator Kegiatan British Council Wilayah Jateng-DIY, Heru Sutanto (kiri) didampingi perwakilan dari Eltham Foundation School, Alexandra Hobson (kanan).(JIBI/SOLOPOS/Dina Ananti)

Koordinator Kegiatan British Council Wilayah Jateng-DIY, Heru Sutanto (kiri) didampingi perwakilan dari Eltham Foundation School, Alexandra Hobson (kanan).(JIBI/SOLOPOS/Dina Ananti)

SOLO- Ada enam sekolah di Solo yang ditunjuk British Council dalam program ‘Rivers Of The World’. Kegiatan berbasis pemberdayaan lingkungan itu rencananya juga diusulkan masuk dalam kurikulum sekolah.

Advertisement

Secara rinci enam sekolah tersebut meliputi SMPN 1 Solo, SMPN 4 Solo, SMPN 9 Solo, SMP Kristen Kalam Kudus Solo, SMP Muhammadiyah 7 Solo dan SMP Kasatriyan 1 Solo.

Menurut Koordinator Kegiatan British Council Wilayah Jateng-DIY, Heru Sutanto, didampingi pelaksana Humas SMP Muhammadiyah 7, Luhung Achmad, program ‘Rivers Of The World’ itu merupakan program kolaborasi antara sekolah Inggris dan Indonesia mengenai potret pemberdayaan lingkungan, salah satunya sungai.

Jika di Inggris sejumlah sekolah memotret Sungai Thames,  London, para murid Indonesia bakal memotret kegiatan yang berlangsung di seputar Sungai Bengawan Solo. Menurutnya, materi berbasis lingkungan sekitar ini rencananya juga bakal masuk dalam kurikulum sekolah.

Advertisement

“Kearifan lokal dan pemberdayaan lingkungan akan kami sisipkan pada kurikulum sehingga murid memiliki kepekaan sosial yang tinggi,” jelas Heru, saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Selasa (24/1/2012).

Ditambahkan Luhung, dalam serangkaian program itu murid-murid juga bakal unjuk gigi menampilkan hasil karya seni berupa lukisan atau bentuk karya kreatif lainnya pada kegiatan ‘Thames Festival’ atau semacam pameran hasil karya murid Inggris-Indonesia mengenai potret sungai yang berada di negara mereka.

Diungkapkan perwakilan Eltham Foundation School, Alexandra Hobson, pada tahun 1987 kondisi Sungai Thames seolah-olah terpisah dengan Kota London dimana lingkungan di sekitar sungai itu belum tertata. Namun setelah dibenahi, sungai Thames kini menjadi pusat kegiatan masyarakat. Di sekitar sungai dibangun berbagai fasilitas penunjang, sarana rekreasi dan lainnya, menurutnya, sungai ini kini menjadi satu bagian tata kota yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai negara.

Advertisement

“Kerjasama ini tak hanya membikin hubungan dua negara makin dekat, saya ingin murid-murid juga bisa berinteraksi dengan rekan mereka di Inggris melalui karya seni,” jelas dia.

Alexandra mengungkapkan selain kegiatan ini pihak juga membuka peluang bagi sejumlah sekolah yang ingin meningkatkan kompetensi di bidang akademik, seperti matematika atau sejumlah program pendidikan lainnya.

“Dengan kegiatan ini sekolah di Inggris dan Indonesia bisa saling belajar sekaligus memahami kebudayaan masing-masing,” jelas dia. JIBI/SOLOPOS/Dina Ananti

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif