News
Selasa, 4 Januari 2022 - 17:04 WIB

Ritual untuk Dedemit Penguasa Tanah Jawa di Alas Krendhawahana

Chelin Indra Sushmita  /  Damar Sri Prakoso  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahesa Lawung, upacara adat Karaton Kasunanan Surakarta untuk menghormati Bethari Durga, dedemit penguasa tanah Jawa. (Solopos/Burhan Aris)

Solopos.com, CILACAP — Pulau Nusakambangan konon disebut sebagai tempat persemayaman Bethari Durga, dedemit yang menjadi penguasa di tanah Jawa. Hal itu disebutkan oleh Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA), Dr Purwadi M.Hum.

Menurut cerita pedalangan, kawasan itu disebut sebagai Nusa Kambana, Nusa Barambang, Watu Masigid, Sela Marsigid, atau Dhandang Mangore. Sedangkan dalam cerita wayang purwa, kahyangan Nusa Kambana digambarkan begitu wingit nan seram.

Advertisement

Penguasa Nusa Barambang adalah Bethari Durga yang bergelar Sang Hyang Pramoni yang mendiami istana Watu Masigid. Sebuah istana yang gemerlap karena dibangun dengan bahan serba emas.

Baca juga: Misteri Nusakambangan, Tempat Kumpul Dedemit Se-Jawa

“Beberapa literatur kesusasteraan menamakan dia Bethari Durga Umayi. Sementara Keraton Surakarta Hadiningrat memberi sebutan Sang Hyang Bathari Kalayuwati,” ujar Purwadi seperti dikutip dari Kagama.co, Selasa (4/1/2022).

Advertisement

Kala itu Nusa Barambang menjadi ibu kota dan pusat dari wilayah yang dihuni dedemit di seluruh tanah Jawa. Purwadi mengatakan, lelembut di setiap kabupaten wajib tunduk pada perintah Sang Hyang Pramoni Durga.

Baca juga: Inilah Pimpinan Dedemit Tanah Jawa di Nusakambangan

Alas Krendhawahana

Advertisement

Selain para pemuka makhluk halus, Keraton Solo setiap tahun menyelenggarakan upacara wilujengan negera Maesa Lawung di Alas Krendhawahana. Upacara ini ditujukan untuk menghormati Bethari Durga, yang disebut sebagai dedemit penguasa tanah Jawa.

Alas Krendhawahana berada di Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Tempat itu dikenal wingit oleh warga sekitar, karena menjadi tempat persemayaman Bethari Durga. Sejak zaman Jayabaya, Alas Krendhawahana disebut memiliki kekuatan gaib. Hutan itu menjadi tempat pertemuan antara Pangeran Diponegoro dan Paku Buwono VII dalam menyusun strategi untuk melawan penjajah Belanda.

Baca juga: MAHESA LAWUNG: Alas Krendhawahana Ngandhut Crita Sujarah

Guna menghormati kekuatan gaib dari Bethari Durga, pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat rutin menggelar upacara Mahesa Lawung di sana. Upacara ini digelar dengan mempersembahkan kelapa kerbau yang dipendam di tanah beserta sesaji lengkap.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif