News
Rabu, 28 Oktober 2020 - 02:50 WIB

Rencana Vaksinasi Dipersoalkan, Ini Jawaban Sri Mulyani

Edi Suwiknyo  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Antara/Puspa Perwitasari)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah yang diwakili Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab polemik percepatan proses pengadaan vaksin Covid-19. Oleh sebagian kalangan, kandidat vaksin yang masuk radar pemerintah diragukan efikasi atau kemampuan untuk mencapai tujuan atau hasilnya.

Seperti diketahui pengadaan vaksin menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam waktu dekat. Kendati berharap cepat ditemukan, pemerintah menegaskan kandidat vaksin yang akan disalurkan kepada masyarakat tetap mengacu kepada standar dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Advertisement

Inilah Situs-Situs Streaming Legal Subtitle Indonesia Anime Jepang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati megatakan bahwa penting sekali untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa vaksin yang sedang diupayakan oleh pemerintah tetap berdasarkan sains dan standar kesehatannya yang diadopsi secara internasional.

“Pelaksanaan pengadaan vaksin dan program vaksinasi itu sangat sangat tergantung kepada progres dari keseluruhan tadi uji klinis dan juga apakah mereka telah melewati standar keamanan yang sudah ditetapkan baik secara internasional oleh WHO,” kata Sri Mulyani, Selasa (27/10/2020).

Advertisement

Standar Dunia

Sri Mulyani juga menegaskan bahwa Indonesia tidak menggunakan standar yang berbeda dengan yang dilakukan oleh dunia internasional. Selain itu pemerintah juga tidak sedang mempercepat atau menerapkan mekanisme sendiri yang justru dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap keamanan dari vaksin tersebut.

Toyata Kenalkan New Fortuner dan New Kijang Innova di Soloraya

Kendati demikian, menurut Sri Mulyani sambil menunggu, pemerintah terus mempersiapkan koordinasi untuk mempercepat proses vaksinasi. Persiapan yang matang perlu dilakukan karena dengan jumlah penduduk sebanyak 267 juta jumlah vaksin yang dibutuhkan akan sangat signifikan.

Advertisement

“Sekarang ini sudah diminta untuk dilakukan selain menyusun rencana yang detail kita juga sudah melakukan berbagai simulasi di beberapa tempat Kementerian Kesehatan menyebutkan ada tiga yaitu di Bogor, Bali dan Ambon,” tukasnya

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif