News
Senin, 17 Maret 2014 - 08:47 WIB

REFERENDUM CRIMEA : Hasil Sementara, Mayoritas Rakyat Crimea Pilih Bergabung dengan Rusia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Crimea menanti referendum di Lapangan Lenin, ibu kota Crimea, Simferopol, Minggu (16/3/2014). (JIBI/Solopos/Reuters/David Mdzinarishvili)

Solopos.com, PEREVALNOYE — Referendum Crimea, Minggu (16/3/2014), untuk memutuskan apakah kawasan itu bergabung dengan Rusia atau menjadi negara sendiri, mulai menunjukkan hasil. Hasil sementara menunjukkan dukungan besar rakyat Crimea bergabung dengan Rusia.

Berdasarkan keterangan dari Crimean Electoral Commission yang dikutip CNN, saat ini sudah 75% surat suara yang selesai dihitung dan 96% di antaranya memilih menjadi bagian dari Rusia. Seorang petugas setempat mengatakan lebih dari 80% warga dengan hak pilih telah memberikan suaranya hingga pukul 20.00 waktu setempat.

Advertisement

Sementara itu, hasil akhir masih dalam perhitungan. “Kita akan pulang, Crimea adalah bagian dari Rusia,” kata Perdana Menteri Crimea, Sergey Aksyonov, di depan massa yang berkumpul di Lenin Square Simferopol, Minggu malam. Mereka memainkan musik dan mengibarkan bendara Rusia.

Amerika Serikat (AS) pun bereaksi atas hasil ini. Pemerintah AS mengatakan hasil ini tak lepas dari tekanan Rusia terhadap proses referendum.

“Presiden Obama menekankan referendum Crimea yang melanggar konstitusi Ukraina dan di bawah tekanan militer Rusia, tidak akan diakui AS dan kelompok internal [di Ukraina]. Dia [Obama] juga menekankan aksi Rusia telah melanggar kedaulatan Ukraina yang sedang ingin bergabung dengan negara-negara Uni Eropa dan kami [AS] siap menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia,” tulis pernyataan resmi Gedung Putih.

Advertisement

Sejak awal, pemerintah AS sudah merilis pernyataan bahwa pemungutan suara sudah diatur dengan tekanan dan intimidasi tentara Rusia. Referendum itu juga memicu ketegangan antara AS dan Rusia yang sudah lama tak terlihat sejak berakhirnya perang dingin. Bahkan, Menlu AS, John Kerry, telah mengatakan kepada Menlu Rusia, Sergei Lavrov, bahwa referendum itu illegal dan AS tak akan mengakui hasilnya.

Uni Eropa juga mengutuk referendum itu dan meminta Rusia menarik pasukannya dari Semenanjung Crimea. Lavrov dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu (15/3/2014), mengatakan referendum sudah sesuai hukum internasional.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif