News
Kamis, 1 Agustus 2024 - 19:05 WIB

Reaktivasi Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo Mendesak Diprioritaskan

Adhik Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Forum Group Discusion (FGD) rekativasi jalur Kereta Purwokerto-Wonosobo, Kamis (1/8/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Dewan Perwakilan Daerah Jawa Tengah atau DPD RI Jateng, terus berupaya agar program reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo bisa menjadi prioritas 1. Direncanakan reaktivasi jalur kereta api tersebut mulai difungsikan pada 2030 mendatang.

Senator DPD Jateng, Abdul Kholik, mengatakan jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo sangat diperlukan untuk meningkatkan akses dan pertumbuhan ekonomi. Khususnya pada kawasan selatan dan tengah di Jawa Tengah yang masih belum maksimal dalam akses darat.

Advertisement

“Makanya hari ini kita mengajak semua stakeholder dari Dishub [Dinas Perhubungan] Provinsi, kabupaten, kota, dan juga dari balai teknik perkeretaapian [DJP] untuk sama-sama membuka kembali hasil feasibility study-nya atau studi kelayakan tahun 2022,” kata Abdul usai Forum Group Discusion (FGD) Reaktivasi Kereta Api Purwokerto-Wonosobo, Kamis (1/8/2024).

Sedangkan wilayah yang menjadi prioritas reaktivasi jalur KA, Abdul menyebut telah memiliki akses tol maupun laut. Maka dari itu, ia menyatakan bahwa beberapa pemda seperti Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap telah sepakat untuk menyurati pemerintah melalui DJKA agar menjadikan reaktivasi Purwokerto-Wonosobo menjadi prioritas.

“Daerah sudah memberikan kesiapan dukungan untuk rancangan RTRW, Banjarnegara, Purbalingga sudah ada artinya daerah sudah ada kesiapannya. Kami di level kebijakan pusat akan mendorong supaya benar-benar berdasarkan studi ini yang urgen jalur Purwokerto-Wonosobo karena yang lain sudah memiliki opsi lain,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas 1 Semarang, Rudi Pitoyo, mengatakan pembangunan kembali jalur KA tersebut diprediksi bakal menghabiskan anggaran Rp8 triliun. Adapun jalur sepanjang 92 kilometer itu dinilai akan memberi manfaat ekonomi sebagai angkutan barang dan penumpang.

“Kalau dari feasibility study [studi kelayakan] kami [pembangunan] tahun 2030 ke atas, manfaatnya 2033 bisa dirasakan tergantung segmen 1-2 segmen terbangun ada manfaat,” ujar Rudi.

Rudi menambahkan, jalur KA Purwokerto-Wonosobo sebenarnya merupakan lintasan kereta tua yang terakhir beroperasi sekitar tahun 1980. Saat ini, pembangunan jalur KA itu menjadi prioritas ketiga setelah pembangunan jalur KA Rembang-Semarang dan Kedungjati-Tuntang karena ada beberapa kendala untuk melakukan reaktivasi, terutama terkait alih fungsi jalur KA.

Advertisement

“2044 forecast [perkiraan] kami 12.000-an penumpang. Nilai ekonomis pemamfaatan nanti sesuai kajian itu mendukung pariwisata, barang, dan penumpang wilayah itu. Dan kesulitan kami ada hambatan yang terbangun saat ini, perkembangan kota jadi hambatan pembangunan dan pertimbangan keselamatan juga jadi pertimbangan kami, teknis secara teknologi kereta api jadi pertimbangan,” tambahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif