Soloraya
Selasa, 23 April 2024 - 12:24 WIB

Sudah 23 Kali Berhaji, Agus akan ke Tanah Suci Lagi Antar 294 Calhaj Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua KBIHU Yasin Gemolong, Sragen, Agus Budiharto, mengikuti vaksin meningitis kali ke-24 di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Selasa (23/4/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Di saat warga lain harus menunggu lebih dari 30 tahun untuk bisa berhaji, tetapi tidak dengan KH Agus Budiharto. Warga Gemolong, Kabupaten Sragen ini bisa setiap tahun berangkat haji. Tahun ini bakal jadi keberangkatannya kali ke-24 ke Tanah Suci Mekkah dalam rangka menunaikan ibadah haji.

KH Agus bisa berangkat haji tiap tahun karena dia adalah Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Yasin Gemolong, Sragen. Agus yang juga seorang dokter itu mulai berhaji pada 1993, kemudian 1997, dan mulai 2001 berangkat haji setiap tahun. Saking rutinnya, ia bisa merasakan perbedaan pelayanan haji pada setiap tahunnya.

Advertisement

“Layanan memang semakin baik setiap tahunnya. Seperti konsumsi tahun 2023 lauknya sudah sesuai selera Indonesia. Transportasi ke masjid menggunakan Bus Selawat juga lebih baik. Lebih banyak bus dan tidak banyak berjubel,” ujar Agus saat ditemui di Gedung Wijaya Kusuma RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Selasa (23/4/2024), untuk mengikuti vaksinasi meningitis.

Agus berkisah ia kali pertama berhaji karena menjadi petugas pendamping haji di Klaten dua kali, kemudian di Sragen tiga kali. Lantas selanjutnya ia berhadi karena jadi petugas pembimbing haji dan pengantar haji. Tahun ini, Agus membawa 294 calon haji (calhaj) ke Tanah Suci. Tahun lalu ia mengantar 458 calhaj.

“Sebenarnya tahun ini ada 296 calhaj. Ada satu orang kecelakaan patah tulang dan ada gangguan jantung sehingga mundur. Kemudian ada satu orang asal Sidoharjo yang meninggal dunia, sehingga tinggal 294 orang,” jelasnya.

Advertisement

Dari sekian calhaj tersebut, ada empat orang yang usianya di atas 84 tahun dan yang paling muda 18 tahun karena menggantikan orang tuanya.

Sementara itu, tak seperti KH Agus, seorang warga Ngembatpadas, Gemolong, bernama Karmin harus menunggu sekitar 12 tahun untuk bisa berangkat haji. Pria yang kini berusi 79 tahun tersebut sudah antre sejak 2012. Ia akan berangkat bersama istrinya. “Hari ini juga saya dan istri ikut vaksin juga. Kami berhaji untuk melengkapi rukun Islam yang kelima,” katanya.

Situasi berbeda dialami Fais Salahudin, 23. Ia akan berangkat haji menggantikan ayahnya yang meninggal tahun ini. Bapaknya mendaftar haji pada 2012. “Saya berangkat bersama ibu. Persiapannya secara fisik sudah latihan dengan jalan kaki dan pembekalan. Ada juga yang latihan doa-doa. Untuk vaksin maningitis seperti vaksin biass. Untuk vaksin polio menunggu jadwal di puskesmas,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif