Soloraya
Kamis, 25 April 2024 - 14:51 WIB

Meski Berbahaya, Pengendara Motor Masih Nekat Lewati Jembatan Jurug A

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara motor nekat melewati Jembatan Jurug A yang kondisinya membahayakan karena lantainya berlubang, Kamis (25/4/2024). (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO– Meskipun saat ini kondisi Jembatan Jurug A membahayakan karena terdapat cukup banyak lubang, namun masih banyak pengendara motor yang nekat melintasinya. Efektivitas waktu tempuh menjadi alasannya.

Pantauan Solopos.com, Kamis (25/4/2024) pagi, jembatan yang dibangun sejak 1913 tersebut memang masih menjadi primadona terutama bagi warga yang hendak menuju ke Solo dari Kabupaten Karanganyar maupun sebaliknya. Terutama saat jam-jam berangkat dan pulang kerja, setidaknya ada puluhan kendaraan yang lalu-lalang melintasi jembatan tersebut.

Advertisement

Padahal, di bagian ujung jalan sebelum memasuki jembatan sudah terpasang rambu-rambut lalu lintas bahwa hanya pesepeda dan pejalan kaki yang boleh melintas. Bahkan, di bagian ujung jembatan pun sebetulnya sudah ditutup dengan barrier semen.

Pelarangan motor untuk melintas pun sebetulnya bukan tanpa alasan. Mengingat kondisi lantai jembatan sepanjang 50 meter itu sudah penuh lubang yang menganga cukup besar di beberapa lokasi sehingga pengendara bisa melihat dengan jelas aliran Bengawan Solo. Solopos.com mencatat setidaknya ada 33 lubang dengan ukuran yang bervariasi dan beberapa lubang berusaha ditutup warga dengan karung pasir serta tumpukan kain goni.

Advertisement

Pelarangan motor untuk melintas pun sebetulnya bukan tanpa alasan. Mengingat kondisi lantai jembatan sepanjang 50 meter itu sudah penuh lubang yang menganga cukup besar di beberapa lokasi sehingga pengendara bisa melihat dengan jelas aliran Bengawan Solo. Solopos.com mencatat setidaknya ada 33 lubang dengan ukuran yang bervariasi dan beberapa lubang berusaha ditutup warga dengan karung pasir serta tumpukan kain goni.

Selain kerusakan lantai, kekuatan jembatan tersebut juga tampaknya mulai berkurang. Sebab, saat kendaraan roda dua melintas jembatan tersebut bergetar.

Salah satu warga yang melintasi jembatan tersebut, Sugiyanto, 60, mengaku alasannya lewat Jembatan Jurug A adalah untuk menghemat waktu tempuh dan menghindari keramaian.

Advertisement

“Jan-jane ki yo wedhi, Mas, tapi ya piye ngirit wektu karo golek sek sepi. Nik seko etan kudu lewat kampung Jurug nik ra muter fly over Palur, ya kadohan, no! Terus nik seko kulon lewat jembatan sek anyar itu dalane rame” ungkapnya.

Tak berbeda dengan Sugiyanto, Guntoro, 44, juga setiap hari melintasi jembatan tersebut. Dia juga beralasan bahwa waktu tempuh yang singkat menjadi alasannya walaupun harus uji nyali ketika melewatinya.

“Lha mau gimana, waktu tempuhnya lebih cepat soalnya. Walaupun rasanya seperti uji nyali tapi Saya tekat. Jembatan ini kalau malam juga masih banyak yang lewat. Padahal penerangannya minim sekali jadi kalau tidak hari-hati bisa kejeblos itu,” ungkapnya.

Advertisement

Menurut pria asal Pucangsawit yang sehari-hari berdagang di dekat jembatan, mengatakan bahwa dulu itu sempat ada informasi bahwa jembatan tersebut akan diperbaiki. Namun hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan diperbaiki minimal dari segi lantai jembatannya.

“Saya harap bisa segera diperbaiki karena kondisinya cukup parah dan membahayakan. Dulu ada info mau direnov tapi sampai sekarang kok tidak ada tanda-tandanya,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo Joko Supriyanto menjelaskan bahwa status jembatan yang dibangun pada masa Paku Buwono X tersebut adalah milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sehingga pihaknya tidak bisa melakukan perbaikan atau renovasi lantaran bukan kewenangannya.

Advertisement

“Dulu sebetulnya jembatan ini rencananya mau dihibahkan oleh PUPR Pusat ke kami (DPUPR Solo) namun sampai sekarang prosesnya belum selesai. Kami juga belum ada informasi terkait rencana perbaikan,” terangnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (25/4/2024).

Pun jika akan diperbaiki, kata Joko, perlu mempertimbangkan aspek sejarah dan tidak boleh asal direnovasi. Lantaran menurutnya kemungkinan Jembatan Jurug A ini masuk ke kategori cagar budaya Solo.

Menurut Joko, sapaannya, mengimbau masyarakat terutama pengguna kendaraan bermotor untuk tidak melintasi jembatan tersebut. Lantaran menurutnya selain lantainya banyak lubang, secara kekuatan konstruksi juga sudah mengalami pelemahan sehingga membahayakan saat dilintasi.

“Usaha kami untuk mengimbau masyarakat agar tidak melewati jembatan tersebut juga sudah maksimal. Termasuk dengan membuat larangan melintas dengan barrier beton. Tapi oleh masyarakat justru dibuka, wes jan tenan pokoke,” ungkapnya.

Di sisi yang berbeda, Kepala Unit Penegakan Hukum Satlantas Polresta Solo, AKP Endang Tri Handayani, saat dihubungi Solopos.com, mengatakan pihaknya  sebetulnya melakukan patroli di sekitar kawasan Jembatan Jurug A. Namun saat patroli pihaknya tidak menemui pengendara yang melintas.

“Jadi karena kondisi jembatan sudah tidak layak dan membahayakan untuk dilalui kendaraan, makanya dipasang rambu lalu lintas dilarang kendaraan melintas dijalan tersebut dan sudah dipasang barrel gate permanen penutup jalan, Mas. Untuk anggota sat lantas sendiri sebetulnya melakukan patroli. Mungkin bisa jadi sewaktu anggota lantas Patroli tidak ditemukan hal tersebut,” katanya.

Endang membeberkan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi terkait waktu-waktu yang biasa digunakan pengendara motor untuk melintasi jembatan tersebut. Dan informasi tersebut akan disampaikan ke tim patroli.

“Nanti biar disampaikan ke patroli utk penindakan disana,”papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif