Bisnis
Rabu, 8 Mei 2024 - 05:36 WIB

Wamen BUMN Sebut Indonesia bakal Produksi Emas Batangan 50 Ton per Tahun

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi emas batangan. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa Indonesia akan memproduksi emas batangan secara mandiri hingga mencapai 50 ton per tahun.

“Mulai Mei nanti insya Allah kita akan memproduksi emas di dalam negeri di Manyar, Gresik, 50 ton per tahun,” kata Wamen BUMN Wirjoatmodjo di sela Grand Launching The Gade Tower PT Pegadaian di Jakarta, Selasa (7/5/2024) seperti dilansir Antaranews.

Advertisement

Pria yang akrab disapa Tiko ini menuturkan sebelumnya untuk memproduksi emas batangan atau emas bullion, Freeport perlu mengirim konsentrat ke Jepang, setelah itu kemudian kembali didatangkan ke Indonesia setelah diproses.

“Jadi dulu bullionz itu kalau zaman dulu konsentratnya dikirim dari Freeport dicetak di Jepang lalu dikembalikan lagi ke Indonesia,” ujar Tiko.

Advertisement

“Jadi dulu bullionz itu kalau zaman dulu konsentratnya dikirim dari Freeport dicetak di Jepang lalu dikembalikan lagi ke Indonesia,” ujar Tiko.

Ia menjelaskan produksi emas batangan bisa dilakukan setelah smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik beroperasi yang ditargetkan mulai produksi pada Mei 2024.

Wamen BUMN menilai saat ini negara-negara besar seperti China, Amerika kembali melirik emas sebagai investasi.

Advertisement

“Saya percaya bahwa emas bukan sunset. Jadi teman-teman baca di google saat ini justru negara-negara besar, China, Amerika malah back to gold lagi karena dengan situasi geopolitik yang sekarang semakin tidak terprediksi dan aset yang juga naik turun harganya, ini banyak aset manajement company, orang orang kaya yang kembali lagi berinvestasi emas,” tutur Tiko.

Tiko mengatakan investasi emas merupakan aset yang akan selalu ada dan bahkan bisa menjadi salah satu pilihan investasi yang tahan terhadap inflasi maupun keadaan gejolak politik global.

“Jadi di dunia gold ini semakin menjadi center, dan kita beruntung juga kita dari ekosistem BUMN mulai tahun ini kita bisa memproduksi emas di Indonesia,” tutur Tiko.

Advertisement

Tiko menambahkan peluang investasi dengan emas akan terbuka lebar karena akan ada bank emas yang akan di kelola oleh PT Pegadaian.

Wamen BUMN meminta agar PT Pegadaian memasifkan sosialisasi layanan bank emas atau bullion service kepada masyarakat luas. Sering dengan mengupayakan izin dari pemerintah terkait layanan tersebut.

“Apalagi nanti ada bank bullion, kerja sama antara Pegadaian, dengan ekosistem Mind ID, nanti harus diperbaiki terus ditingkatkan sehingga kita tidak ada lagi impor [emas],” kata Tiko.

Advertisement

Di tempat yang sama, Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengatakan saat ini layanan bank emas telah siap, hanya pihaknya masih menunggu peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait penerapan layanan tersebut.

“Saat ini bullion service untuk Pegadaian sudah siap produk produknya, tapi POJKnya belum turun jadi tunggu POJKnya,” kata Damar.

Dia menjelaskan layanan tersebut memungkinkan nasabah untuk menabung dalam bentuk emas dan kemudian mendapatkan margin dari emas yang disimpan.

Damar menjelaskan, dengan hasil dari tabungan emas tersebut, Pegadaian dapat memberikan pinjaman emas kepada yang membutuhkan. Dengan demikian, baik pabrikan maupun individu yang membutuhkan emas bisa mendapatkan layanan pinjaman emas dari Pegadaian.

“Untuk mekanisme, misalnya masyarakat menabung emas kemudian dapat margin emas bisa, atau mungkin pengusaha emas mau pinjam emas, bukan duit, pinjam emas kembali emas itu bisa. Dan kita juga melakukan dari ekosistem mulai dari penambang udah bisa danain juga, kemudian dalam bentuk dore kita bisa dimurnikan, kemudian kita bisa mengatur distribusinya,” ujar Damar.

Namun, meskipun layanan tersebut telah siap, Pegadaian belum meluncurkan secara resmi kepada masyarakat karena masih menunggu POJK terkait bank emas tersebut.

“Dan OJK ingin memastikan ekosistem yang ada dulu, misalnya penambangnya, asosiasinya, masih nunggu itu juga,” kata Damar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif