Teknologi
Rabu, 24 April 2024 - 14:14 WIB

Ternyata Sudah 55 Tahun Manusia Tak ke Bulan, Padahal Teknologi Lebih Maju

Redaksi Solopos.com  /  Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Permukaan Bulan. (moon.nasa.gov)

Solopos.com, JAKARTA – Ternyata sudah 55 tahun sejak 1969 belum ada lagi manusia yang menginjakkan kaki di bulan. Padahal sekarang teknologi sudah lebih canggih dibandingkan masa itu. Berikut ini penjelasannya.

Misi luar angkasa Amerika Serikat yang dinamakan misi Apollo pada 1969 sampai 1972 telah mengirimkan 12 astronaut ke Bulan.

Advertisement

Namun, 55 tahun sejak peristiwa itu, dengan teknologi yang jauh lebih canggih pada masa kini, umat manusia belum lagi mengirimkan perwakilannya untuk melakukan hal yang sama.  Misi Artemis milik NASA yang merupakan program pendaratan astronaut ke Bulan tampak lambat dan rumit.

Program ini pertama kali dicanangkan pada 2017 lalu. Space.com seperti dikutip Bisnis, Senin (22/4/2024), ada 3 aspek yang menjadi alasan mengapa hal itu terjadi. Tiga aspek tersebut adalah biaya, politik dan prioritas.

Advertisement

Program ini pertama kali dicanangkan pada 2017 lalu. Space.com seperti dikutip Bisnis, Senin (22/4/2024), ada 3 aspek yang menjadi alasan mengapa hal itu terjadi. Tiga aspek tersebut adalah biaya, politik dan prioritas.

Misi Apollo menghabiskan uang dalam jumlah besar. Pada puncaknya, NASA menghabiskan sekitar 5 persen dari seluruh anggaran federal, dan lebih dari setengahnya digunakan untuk program Apollo.

Dalam nilai inflasi saat ini, keseluruhan program Apollo akan mencapai lebih dari USD260 miliar. Jika proyek Gemini dan program bulan robotik juga dimasukkan, yang merupakan langkah-langkah penting sebelum Apollo, total biaya mencapai lebih dari USD280 miliar.

Advertisement

Dalam dekade terakhir, NASA telah menghabiskan sekitar USD90 miliar untuk program Artemis. Tentu saja, anggaran yang lebih kecil untuk pendaratan di bulan yang baru, kemungkinan akan membuat kemajuan yang lebih lambat, meskipun dengan kemajuan teknologi.

Dalam aspek politik, 1960 merupakan tahun di mana Amerika Serikat sedang berada di tengah-tengah perlombaan luar angkasa, sebuah kompetisi dengan Uni Soviet untuk mencapai sebanyak mungkin yang pertama di luar angkasa, terutama pendaratan manusia di bulan.

Penjelajahan luar angkasa ke bulan selain sebagai simbol supremasi, juga dijadikan tempat untuk mendirikan pangkalan luar angkasa dan melakukan penelitian.

Advertisement

Masyarakat mendukung dan bersemangat dengan gagasan ini, begitu pula anggota parlemen yang mengatur anggaran NASA yang besar.

Terakhir, konsep Artemis modern memiliki rangkaian prioritas yang jauh berbeda dengan misi-misi Apollo. Sebagai contoh, toleransi risiko sekarang jauh lebih rendah daripada di tahun 1960-an.

Misi-misi Apollo pada saat itu sangat berbahaya, dengan kemungkinan kegagalan yang signifikan. Bahkan, beberapa misi mengalami bencana: kebakaran Apollo 1 yang menewaskan tiga astronaut, shutdown mesin saat Apollo 6, dan cacat desain yang hampir menyebabkan kematian astronaut Apollo 13.

Advertisement

NASA, pembuat kebijakan, dan masyarakat tidak mau mengambil risiko sebesar itu lagi. Misi Artemis dirancang berdasarkan serangkaian tujuan yang berbeda. Pertama, para astronaut akan menghabiskan hingga sepekan di permukaan bulan, yang membutuhkan lebih banyak makanan, air, bahan bakar, dan alat ilmiah.

Kedua, investigasi ilmiah akan menjadi fokus utama dalam program Artemis, yang berarti memerlukan desain misi yang lebih panjang dan kompleks.

Ketiga, misi bukan hanya untuk mengirimkan umat manusia ke bulan, tetapi juga sekaligus membangun infrastruktur yang nantinya bisa menunjang kebutuhan manusia.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “55 Tahun Manusia Absen ke Bulan Meski Teknologi Maju, Ini Alasannya”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif