Bisnis
Kamis, 18 April 2024 - 19:40 WIB

Talkshow Spesial Hari Kartini, Perempuan Tetap Bisa Berkarya Tanpa Lupa Kodrat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kisah hebat enam perempuan inspiratif dikupas dalam talkshow offline spesial Hari Kartini 2024 yang mengusung tema Inspiring Women: Berkarya Menembus Batas tersebut digelar Solopos Media Group (SMG) bersama Alila Solo yang didukung oleh Pegadaian, di Ballroom 2 Hotel Alila Solo, Kamis (18/4/2024).(Solopos.com/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO — Stigma dan peran ganda perempuan menjadi tantangan dalam kiprah para perempuan di era modern saat ini. Namun hal ini tidak menjadi batasan untuk menghadirkan terobosan baru.

Kisah hebat dari enam perempuan inspiratif  dikupas dalam talkshow offline spesial Hari Kartini 2024 yang mengusung tema Inspiring Women: Berkarya Menembus Batas tersebut digelar Solopos Media Group (SMG) bersama Alila Solo yang didukung oleh Pegadaian, di Ballroom 2 Hotel Alila Solo, Kamis (18/4/2024).

Advertisement

Tantangan perempuan salah satunya tercermin dalam laporan World Economic Forum (WEF) dalam Global Gender Gap Report 2023.

Global Gender Gap Index Indeks (GGGI) atau Kesenjangan Gender Global Indonesia sebesar 0,697 poin pada 2023 dengan angka 1 menunjukkan keseimbangan. Indonesia berada di peringkat 87 dari 146 negara di dunia.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPD Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia Jateng, Endang Tri K. Sukarso, S.E., M.M., menguraikan penduduk Indonesia saat ini memang didominasi oleh laki-laki.

Advertisement

Pada 2021 penduduk Indonesia tercatat 271 juta jiwa, dan naik lebih dari 274 juta jiwa pada 2022. Secara kuantitas, perempuan menjadi kelompok nomor dua.

“Justru tantangannya di sini, kita harus membuat satu terobosan bukan batasan, tetapi harus menembus batas,” kata Endang.

Penulis buku Agent of Change ini menjelaskan perempuan perlu berbagi peran dengan laki-laki. Sebagai perempuan, menurut Endang tidak bisa meninggalkan kodrat seperti menjadi istri dan ibu. Namun hal ini tidak menghalangi potensi yang ada di dalam diri perempuan sebab kaum erempuan harus mampu mencetak generasi hebat berikutnya.

Sementara, Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., menyebut antara laki-laki dan perempuan mempunyai peran penting masing-masing.

Advertisement

Dia menegaskan perempuan tidak perlu khawatir dengan stigma yang ada. Kontribusi perempuan, sambung Intiyas, tidak dinilai dari kuantitas namun berasal dari kualitas.

“Jangan khawatir dengan stigma, siapa pun kita punya peran masing-masing,” kata dia.

Sebagai rektor perempuan pertama di UKSW, Intiyas menguraikan sektor pendidikan bisa berkontribusi besar. Sebagai kampus yang dikenal sebagai Indonesia mini, UKSW mempunyai 15.000 mahasiswa yang bisa menjadi agen perubahan dan kembali ke daerah asal masing-masing.

Pihaknya getol melakukan program pendidikan dan pengabdian kepada para perempuan di daerah yang belum terjangkau oleh akses pendidikan.

Advertisement

Perempuan Pemimpin

VP Marketing Communication PT Pegadaian, Khoriyah Dwi Putranti, menilai perempuan memang tidak bisa lepas dari budaya dan sistem sosial, misalnya sistem patriarki. Porsi perempuan biasanya di bawah posisi laki-laki.

Seperti halnya dalam kepemimpinan, ketika dipegang oleh perempuan ada penilaian yang berbeda. Karena biasanya sosok pemimpin lekat dengan peran laki-laki.

Oleh sebab itu, Khoriyah menyebut perempuan harus memiliki keberanian. Dia menyebut saat ini porsi pimpinan perempuan di BUMN terus meningkat dari 15% di 2022 dan saat ini naik menjadi 25% .

“Kita tidak boleh terjebak terhadap sistem ini, selama benar dan tidak melanggar aturan dan norma, ya sudah go! Perempuan harus siap menjadi agen perubahan,” ujarnya.

Advertisement

Hal serupa diungkapkan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Solo, Debbie Nianta Musigiasari. Debbie menilai perempuan memiliki rasa empati dan kepekaan yang lebih besar.

Menurutnya, sebagai seorang perempuan bisa memberikan nilai positif. Perempuan memiliki kemampuan multitasking yang bisa dieksplorasi lebij jauh.

“Sebagai pemimpin [perempuan] bisa setara, namun tidak lepas dari kodrat seorang wanita. Tetap memosisikan diri, meskipun di dalam karier sebagai leader yang bisa menjadi contoh dan role model,” kata Debbie.

Direktur Utama BPR Trihasta Prasodjo, Endarlina Masniari Harahap menyebut banyak tantangan yang biasa dialami perempuan. Misalnya diskriminasi gender di tempat kerja dan perempuan juga rentan terhadap kekerasan seksual.

Sebagai perempuan yang berkarier, tentu ada beban peran ganda yang dirasakan. Perempuan juga tidak lepas dari tugas rumah tangga dan kehidupan sosial lainnya.

“Tantangan tersebut semuanya mampu dilewati dengan rasa percaya diri, dan juga perempuan harus empati dan peka terhadap lingkungan dan pekerjaan,” ujarnya.

Advertisement

Oleh sebab itu, perempuan juga harus mengembangkan skill dan mau untuk belajar untuk menghadapi perkembangan zaman.

Pegiat Sosial dan Ketua Umum Gen Nesia, Diah Warih Anjari menyebut salah satu cara untuk mendobrak stigma terhadap perempuan adalah dengan memberikan ruang dan kesempatan yang sama.

Sistem patriarki, lanjut Dian, tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di negara lainnya. Menurutnya, perempuan harus memiliki keberanian untuk mengeksplorasi potensi diri.

“Keberanian tidak hanya di dalam diri laki-laki, tetapi di diri perempuan. Perempuan harus percaya jika memiliki potensi luar biasa,” tegasnya.

Menurut Dian, perempuan tangguh akan lahir di saat perempuan diberikan kesempatan dan peluang yang sama seperti kaum laki-laki. Dian menyebut perempuan memiliki kepedulian dan perhatian yang lebih besar, asalkan mampu membangun keberanian.

Tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi, menjadi modal Dian berani menantang diri terjun di dunia usaha dan menjadi penggiat sosial.

 Berlangsung hangat dan akrab, talkshow spesial Hari Kartini 2024 dipandu oleh MC Marketing Communications Manager Alila Solo Happy Mayorita. Sedangkan Pemimpin Redaksi & Chief Operating Officer (COO) Solopos Media Group, Rini Yustiningsih bertindak memandu jalannya diskusi selaku moderator.

Ada dua sesi pembuka dalam gelar wicara tersebut, yaitu pengenalan produk layanan baru, My Alila Solo, oleh manajemen Alila Solo serta edukasi dan demo perempuan berkain yang disampaikan Manajer Pisalin, Nina Andriyani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif