SOLOPOS.COM - Warga Natuna berunjuk rasa di depan gerbang Pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (1/2/2020), menolak kedatangan WNI dari Wuhan, China.(Antara-Cherman)
Solopos.com, NATUNA – Kerusuhan terjadi di akses menuju gerbang Bandara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Ratusa orang saling dorong dengan aparat menjelang datangnya WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China.
Para demonstran khawatir dengan proses karantina WNI dari Wuhan di Natuna. Mereka terus mempertanyakan alasan pemerintah menjadikan Natuna sebagai tempat karantina.
“Apapun alasannya, kenapa harus Natuna? Kalau iya mereka sudah sehat keapa enggak pulang ke rumah saja langsung. Berarti kan itu ada kemungkinan masih bisa tertular. Makanya dibawa ke Natuna untuk observasi,” terang salah satu demonstran.
Massa juga membakar ban bekas sambil menyerukan penolakan kedatangan 238 WNI dari Wuhan. Bukan cuma syok, mereka juga kecewa dengan Bupati Natuna yang saat ini tidak berada di tempat.
Sementara itu, Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti, mengatakan, penolakan terjadi lantaran masyarakat syok dengan keputusan pemerintah pusat menjadikan hanggar Bandara Raden Sadjad sebagai tempat karantina WNI dari Wuhan. Apalagi saat ini banyak orang ketakutan dibayangi ganasnya virus corona.
“Warga Natuna menolak. Kami dari Pemda juga tidak adakonfirmasi [dari pemerintah pusat],” terang Ngesti Yuni Suprapti seperti dilansir Suara.com.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya sebanyak 238 WNI dari Wuhan telah tiba di Natuna. Mereka diangkut ke Natuna menggunakan tiga pesawat setelah sempat transit di Bandara Hang Nadim, Batam, Minggu pagi.
Ratusan WNI dari Wuhan itu bakal dikarantina selama 14 hari sebelum dipulangkan. Hal ini bertujuan mengecek kondisi kesehatan mereka sebelum kembali ke lingkungan sekitar. Meski demikian, sejauh ini Menkes Terawan Agus Putranto menegaskan semua WNI dari Wuhan yang tiba di Natuna dalam kondisi sehat.