Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - Para siswa dan guru Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro, Solo berkumpul di aula sekolah setempat untuk berdoa bersama bagi warga Gaza, Selasa (20/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Nenden Sekar Arum N)
Para siswa dan guru Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro, Solo berkumpul di aula sekolah setempat untuk berdoa bersama bagi warga Gaza, Selasa (20/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Nenden Sekar Arum N)
Kegiatan itu dilaksanakan di aula gedung SD Islam Diponegoro dan diikuti pula oleh pengurus, karyawan dan guru yayasan. Dalam kegiatan itu siswa ditunjukkan tayangan mengenai kondisi konflik Gaza yang kembali memanas akhir-akhir ini. Hal itu bertujuan untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan kepada siswa.
Ketua YPI Diponegoro, Asad Alwi, menjelaskan para siswa perlu diajarkan toleransi tanpa membedakan agama, suku dan ras. Selain itu siswa juga harus bisa membedakan mana perbuatan yang keji dan mana yang benar. “Dalam konflik Gaza itu korban tak hanya muslim, tapi juga Kristen. Kami mengajarkan agar siswa menjunjung tinggi kemanusiaan,” jelasnya.
Asad menjelaskan dalam agama Islam, kemunkaran itu sebisa mungkin dilawan dengan kejahatan, jika tidak bisa dengan ucapan dan terakhir menggunakan doa sebagai bentuk selemah-lemahnya iman.
Selain penayangan slide kondisi Gaza dan doa bersama, di akhir acara juga dilakukan penggalangan dana sebagai bentuk bantuan kepada para korban konflik. “Dengan mengumpulkan bantuan semampunya, siswa juga diajarkan untuk bersimpati dan empati,” imbuhnya.
