News
Sabtu, 7 Mei 2016 - 15:15 WIB

RAMADAN 2016 : TPID Solo Waspadai Penimbunan Barang dan Permainan Harga

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Inspeksi pasar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo, Senin (15/6/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Ramadan 2016, TPID Solo akan mengecek komoditas untuk menekan kenaikan harga.

Solopos.com, SOLO–Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo berencana melakukan inspeksi mendadak (sidak) secara rutin menjelang dan selama bulan puasa untuk menekan kenaikan harga. Selain itu, juga dilakukan untuk mewaspadai penimbunan barang dan permainan harga.

Advertisement

Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto, mengatakan saat ini harga komoditas memang mulai turun karena dipengaruhi menurunnya biaya transportasi dan panen untuk beberapa komoditas, seperti beras. Bahkan meski bulan lalu deflasi, tidak menutup kemungkinan bulan ini bisa inflasi. Hal ini karena adanya tren kenaikan harga komoditas pangan menjelang bulan puasa.

“Sidak akan dilakukan secara teratur oleh TPID, bisa sepekan sekali atau sepekan dua kali, sesuai kesepakatan dan kebutuhan. Nanti akan dibahas di rapat TPID bulan ini,” ungkap Bandoe saat ditemui wartawan, Selasa (3/5/2016).

Menurut dia, sidak ke pasar-pasar yang dilakukan secara intensif terbukti mampu menekan kenaikan harga dan ekspektasi masyarakat dalam berbelanja. Dia menjelaskan ekspektasi masyarakat menjadi salah satu pemicu karena meski pasokan cukup dan berlimpah tapi kalau permintaan masyarakat juga tinggi, hal tersebut akan membuat harga barang melambung dan menyebabkan inflasi tinggi.

Advertisement

Dia mengatakan selain sidak, pihaknya akan berupaya untuk mengumpulkan distributor utama komoditas pangan, seperti beras, cabai, bawang merah, bawang putih, sembako, dan lainnya. Apalagi menurut dia, saat ini berbagai harga kebutuhan mulai meningkat, seperti gula pasir, cabai, telur, dan daging ayam ras.

“Perkembangan semua harga komoditas pangan akan dilihat. Selain itu, TPID juga akan memantau apakah ada upaya penimbunan dan permainan harga,” jelasnya.

Bandoe menyampaikan 4 K juga akan dijalankan dan dipantau, yakni ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi kebijakan. Dia mengungkapkan komunikasi kebijakan penting karena berapapun pasokan yang ada tidak akan berpengaruh apabila tidak dikomunikasikan sehingga membuat permintaan tinggi akibat dari panic buying.
Lebih lanjut, dia mengatakan akan bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk sosialisasi bijak berbelanja kepada masyarakat melalui forum keagamaan. Diakuinya sosialisasi ini sudah pernah dilakukan tapi harus dilakukan berulang kali supaya menjadi kebiasaan masyarakat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif