News
Minggu, 10 Januari 2016 - 15:30 WIB

RAKERNAS PDIP 2016 : Lagi, Jokowi Klaim Negara Lain Takut Produk Indonesia di MEA 2016

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta (4/1/2016). (Setkab.go.id)

Rakernas PDIP 2016 menjadi ajang bagi Presiden Jokowi untuk menyatakan optimisme produk Indonesia di MEA 2016.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan agar Indonesia tidak perlu takut dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 dan segala kompetisi yang ada.

Advertisement

Dalam pidatonya di pembukaan Rakernas PDIP pada Minggu (10/1/2016), Presiden Jokowi mengatakan bahwa dirinya telah bertemu para kepala negara dan juga perdana menteri. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengungkapkan kekhawatiran para kepala negara tersebut terhadap produk dan sumber daya manusia Indonesia yang nantinya akan membanjiri negara mereka.

“Para kepala negara tersebut berkata kepada saya bahwa mereka lah yang takut kepada Indonesia, mereka takut jika nantinya produk-produk dan SDM dari Indonesia yang akan membanjiri negara mereka,” ujarnya.

“Oleh karena itu, kita harus yakin dan jangan takut akan adanya MEA. Karena Indonesia mampu untuk memghadapi MEA asal kita harus selalu berupaya dan berusaha,” tambahnya.

Advertisement

Namun, Presiden tidak membahas masalah besar yang masih menjadi beban hingga tahun ini. Meski terbentang peluang yang besar, ada sejumlah ancaman yang bisa menjadikan MEA 2016 sebagai bumerang bangsa ini.

Ancaman itu terletak di sektor ketenagakerjaan di mana masih banyak profesi di Indonesia yang belum tersertifikasi dengan baik. Alhasil, saat masuk MEA 2016, tenaga kerja asal Indonesia bisa kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya lantaran kelalaian dari pemerintah dalam mempersiapkan sertifikasi profesi.

Selain itu, profil ketenagakerjaan di Indonesia juga mengkhawatirkan. Dari 255,4 juta penduduk, jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 122,38 juta. Dari jumlah itu, jumlah tenaga kerja mencapai 114,82 juta sementara sisanya, 7,56 juta, merupakan pengangguran. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, hampir separuh (47,1%) dari angkatan kerja di Indonesia adalah lulusan SD ke bawah sehingga dunia usaha sulit mendapatkan tenaga kerja dengan kualifikasi yang mumpuni.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif