News
Jumat, 3 Maret 2017 - 05:30 WIB

Raja Salman Datang Saat Sepi, "Durian Runtuh" Bagi Hotel di Bali

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemandangan resor di The St Regis Resort & Laguna, tempat Raja Salman berlibur di Bali. (stregisbali.com)

Rombongan Raja Salman datang bagaikan durian runtuh bagi pengusaha hotel di Bali yang sedang menghadapi low season.

Solopos.com, DENPASAR — Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud bisa dikatakan sebagai durian runtuh bagi Bali. Pasalnya, salah satu orang terkaya di dunia ini dengan membawa rombongan sekitar 1.500 orang itu tepat ketika di musim low season alias musim sepi turis.

Advertisement

Sebagai gambaran, peak seassion atau musim ramai wisatawan di Bali adalah Juni-Agustus dan Desember-Januari. Selama musim ramai itu, hotel beserta pegawainya bisa “berpesta” menikmati tingkat okupansi di atas 50%. Pada saat musim ramai itu, hotel tidak perlu bersusah payah mencari pelanggan.

Berbeda jauh jika dibandingkan musim sepi, hotel harus rajin berpromosi, bahkan mengikuti sales mission hingga luar negeri untuk mengisi kamarnya. Makanya, ketika Raja Salman yang membawa menteri dan pangerannya ke Bali pada Maret, akan membawa keuntungan bagi sejumlah hotel, khususnya yang diinapi.

Advertisement

Berbeda jauh jika dibandingkan musim sepi, hotel harus rajin berpromosi, bahkan mengikuti sales mission hingga luar negeri untuk mengisi kamarnya. Makanya, ketika Raja Salman yang membawa menteri dan pangerannya ke Bali pada Maret, akan membawa keuntungan bagi sejumlah hotel, khususnya yang diinapi.

“Sudah pasti akan membantu meningkatkan okupansi kami. Jadi sangat bersyukur sekali,” ungkap Ketua Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra kepada Bisnis/JIBI, Kamis (2/3/2017).

Menurutnya, masa tinggal dan cukup lama dengan spending lumayan tinggi akan menguntungkan pelaku hotel. Ricky menuturkan kunjungan ini akan memberikan dampak signifikan bagi hotel serta pelaku pariwisata yang lain.

Advertisement

Diakuinya selama ini pelaku wisata masih agak “alergi” dengan wisman asal Timur Tengah karena tuntutannya terkait masalah halal. Namun, dengan kedatangan Raja Salman ini, dipastikan semua keragu-raguan itu akan luntur. Bukan tidak mungkin, katanya, pelaku pariwisita akan mulai membidik wisman Timteng datang lagi.

“Ini juga membuat pemahaman kalau selama ini budaya tidak bisa bertemu sekarang justru akhirnya bisa karena rajanya datang kesini,” jelasnya.

Menurut Ketua DPD Asita Bali Ketut Ardana, wisman Timteng bisa menjadi jawaban keraguan pelaku pariwisata Bali dengan wisman China yang spending dan long stay rendah. Adapun wisman Timteng rata-rata menetap di hotel yang berlokasi di pinggir pantai dengan tarif mahal. Jika didorong lebih tinggi kedatangannya, maka target pemerintah mendatangkan 20 juta wisman pada 2019 dengan Bali sebagai kontributor utamanya tidak akan perlu dikhawatirkan.

Advertisement

Peluang itu sangat besar, karena dari data Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Bali wisman asal kawasan Timur Tengah menunjukkan tren positif. Pada 2016, kedatangan wisman dari kawasan itu mengalami peningkatan sebesar 59,38%, yakni sebanyak 48.824 orang dibandingkan yahun sebelumnya 30.644 orang.

Meskipun secara jumlah masih kalah dibandingkan Australia, Asia, dan Amerika, tetapi secara persentase kenaikan itu merupakan yang tertinggi. Sebagai perbandingan, jumlah wisman asal Australia pada tahun lalu 1,4 juta, Asean 420.268 orang, Eropa 1,7 juta orang.

Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis/JIBI dari Disparda Bali, ?tingginya turis dari Timur Tengah tersebut ditopang oleh negara Arab Saudi 10.243 orang, Mesir 7.900 orang, Iran 7.785 orang, Turki 6.927 orang, Kuwait 2.075 orang, dan Lebanon 2.804 orang. Jika dibandingkan 2015, turis dari Arab Saudi? mengalami peningkatan sekitar 3.000 orang, Iran bertambah 4.327 orang, ?Mesir naik 3.542 orang, Turki naik 2.231 orang.

Advertisement

Raja Salman sendiri direncanakan tiba di Bali pada Sabtu (4/3/2017). Direncanakan seusai mendarat di Ngurah Rai, Raja Salman akan langsung menuju hotel St Regis Resort & Laguna di Nusa Dua. Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang akan menyambut kedatangan raja di bandara menegaskan kunjungan ini murni untuk wisata dan tidak ada kaitan dengan bisnis.

“Tidak ada rencana juga berinvestasi di Bali,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif