News
Kamis, 13 Oktober 2011 - 15:17 WIB

Raja Bhutan nikahi gadis pujaan hatinya

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SAPA RAKYAT -- Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck dan Ratu Jetsun Pema menyapa rakyat yang menunggu mereka seusai upacara pernikahan. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

MENIKAH -- Raja Bhutan, Jigme Khesar Namgyel Wangchuck dan Ratu Jetsun Pema berfoto usai upacara pernikahan di Biara Punkaha Dzong di bekas ibukota kerajaan Punakha, Kamis (13/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Punakha (Solopos.com) – Raja Bhutan, Jigme Khesar Namgyel Wangchuck, menikahi gadis pujaan hatinya, seorang mahasiswi berusia 21 tahun. Pesta pernikahan sang raja berusia 31 tahun itu berlangsung sangat meriah di negeri yang terletak di lereng Pegunungan Himalaya itu.
Advertisement

Seperti dilaporkan pada Kamis (13/10/2011), dalam upacara tersebut Raja Wangchuck yang mengenakan mahkota berhias kepala dan bulu burung gagak memahkotai Jetsun Pema, permaisurinya, dengan mahkota berhias sutera. Rangkaian upacara pernikahan itu disiarkan langsung di TV nasional di negeri berpenduduk 700.000 orang yang baru tahun 1999 menikmati siaran TV itu.

Upacara pernikahan dipusatkan di sebuah biara kuno di Lembah Punakha, bekas ibukota kuno kerajaan. Raja dan ayahnya memasuki sebuah ruang keramat berisi jenazah pendiri Bhutan dari abad ke-17 untuk menerima sejumlah aksesoris suci dan pemberkatan. Di Ibukota Thimpu, tiga jam perjalanan darat dari lokasi pernikahan, poster-poster pasangan kerajaan terpasang di gedung-gedung dan tiang listrik. Anak-anak sekolah membuat puisi untuk menghormati ratu baru mereka dan menyebutnya sebagai “sang rembulan,” “pahlawan jelita” dan “bunga teratai.”

SAPA RAKYAT -- Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck dan Ratu Jetsun Pema menyapa rakyat yang menunggu mereka seusai upacara pernikahan. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Advertisement
Bhutan selama ini dikenal sebagai negara yang sangat kolot dan kukuh memegang tradisi. Turis baru boleh masuk tahun 1970-an, sementara saat mobil kali pertama diperkenalkan tahun 1950-an, warga setempat sempat mengiranya sebagai naga besi. Namun semuanya mulai berubah saat Raja Wangchuck naik tahta menggantikan ayahnya. Lulusan perguruan tinggi bergengsi Inggris, Oxford, ini memulai modernisasi dan demokratisasi dengan memperkenalkan parlemen dan partai politik. Dia langsung populer karena sangat suka terjun langsung ke desa-desa, dan bahkan berkeliling daerah seraya menggandeng mesra calon istrinya yang putri seorang pilot penerbangan komersial.

“Pernikahan kerajaan ini akan menjamin kelangsungan kerajaan,” ujar Tshering Tobgay, tokoh oposisi Bhutan. “Dan kerajaan selama ini mendukung penguatan demokrasi,” imbuhnya. Bhutan sejauh ini menjadi negara kerajaan yang stabil di kawasan Himalaya yang selama ini rawan. Di kawasan itu, Kerajaan Sikkim sudah runtuh dan kini menjadi bagian India, sementara Kerajaan Nepal juga sudah runtuh dan berganti menjadi republik. Wilayah tradisional lainnya, Tibet, sudah dicaplok China sejak 1950-an.

bas/Rtr

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif