News
Rabu, 27 Februari 2019 - 23:33 WIB

Puluhan Orang Masih Tertimbun Longsor Tambang Ilegal Sulut, Jeritan Terdengar dari Bawah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MANADO — Sebanyak 21 penambang yang tertimbun longsor di lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Selasa (26/2/2019), berhasil dievakuasi. Namun dari jumlah itu empat orang di antaranya meninggal dunia. Diduga masih ada puluhan lainnya yang terjebak di terowongan tambang.

Hingga Rabu (27/2/219) pukul 18.00 Wita, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersama dengan tim lainnya berhasil mengevakuasi 21 penambang yang tertimbun longsor. “Sudah 21 korban yang berhasil kami evakuasi, empat di antaranya meninggal sementara 17 penambang lainnya selamat,” kata Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow, Abdul Muin Paputungan, melalui telepon genggam.

Advertisement

Dia memperkirakan, masih banyak penambang yang terjebak dalam lubang yang dibuat untuk mendapatkan batuan mengandung emas itu. “Jadi mereka masuk melalui satu pintu utama, kemudian menyebar melalui terowongan-terowongan buatan yang jumlahnya cukup banyak,” ujarnya.

Hingga saat ini, tambahnya masih terdengar jeritan-jeritan minta tolong dari penambang yang terjebak dalam terowongan itu. “Kami terus berupaya untuk mengevakuasi mereka, medannya cukup sulit dengan kemiringan yang cukup curam. Tim akan melakukan briefing untuk menentukan langkah selanjutnya,” jelasnya.

“Selain curam, saat ini lokasi evakuasi tertutup kabut,” katanya.

Advertisement

Puluhan penambang tertimbun longsor di areal tambang emas tanpa izin di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara pada Selasa malam pukul 21.00 Wita.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan peristiwa tersebut terjadi saat puluhan orang sedang menambang emas. Tiba-tiba tiang dan papan penyanggah lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil dan banyaknya lubang galian tambang.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif