News
Kamis, 6 Agustus 2015 - 19:30 WIB

PROYEK KERETA SUPERCEPAT : Ke Jepang, Mendag Ketemu 15 Insinyur Indonesia di Pabrik Shinkansen

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarmo (kanan) dalam kereta api bawah tanah (subway) Beijing, Tiongkok, Kamis (26/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rini Utami)

Proyek kereta supercepat Jepang diakui sebagai salah satu yang terbaik. Di pabrik Shinkansen, juga ada insinyur Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melaporkan hasil kunjungan ke Jepang kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di Jepang, Mendag sempat mampir ke pabrik kereta supercepat, Shinkansen, yang juga mempekerjakan 15 insinyur Indonesia.

Advertisement

Rachmat Gobel meninjau pabrik Shinkansen di Jepang di sela-sela pertemuannya dengan sejumlah pihak di negara itu. Di pabrik tersebut, diproduksi kereta supercepat tipe E7 oleh Hitachi, J-TREC, dan Kawasaki Heavy Industries.

“Saya mau lihat pabriknya seperti apa sih. Yang hebatnya ada 15 anak Indonesia lagi bekerja sebagai engineer,” ujar Gobel di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/8/2015).

Mendag mengunjungi Jepang pada 5 Agustus 2015 dan menggelar pertemuan dengan Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, Yoichi Miyazawa, staf khusus PM Jepang Hiroto Izumi, Ketua Liga Parlemen Jepang Toshihiro Nikai, Ketua Asosiasi Jepang-Indonesia Yasuo Fukuda, Dirjen Kerja Sama Internasional, Kimihiro Ishikino, dan Wakil Presdir Japan International Cooperation Agency (JICA) Domichi Hideaki.

Advertisement

“Saya menyampaikan kepada pemerintah Jepang untuk membantu kita merevitalisasi industri tekstil yang turun,” kata Gobel.

Revitalisasi industri tekstil, lanjutnya, diperlukan lantaran mesin-mesin tekstil di Indonesia sudah berusia tuda dan tidak mampu berdaya saing dengan industri tekstil global. “Saya meminta mereka memberikan fasilitas supaya tarif bea masuk untuk produk hasil laut kita diturunkan,” lanjutnya.

Mendag menambahkan pada kesempatan tersebut, dirinya juga menyinggung kelanjutan renegosiasi kerjasama ekonomi Indonesia dan Jepang dalam kerangka Economic Partnership Agreement. Salah satu yang dibahas adalah tentang permintaan industri otomotif Jepang agar Indonesia menurunkan bea masuk suku cadang otomotif.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif