News
Rabu, 12 September 2012 - 17:52 WIB

Protes Film Penghujat Rosul,Massa Libya Tewaskan Dubes AS

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gedung Kedutaan AS di benghazi, Libya, terbakar oleh aksi massa, Selasa (11/9/2012) malam. (Reuters)

Gedung Kedutaan AS di benghazi, Libya, terbakar oleh aksi massa, Selasa (11/9/2012) malam. (Reuters)

TRIPOLIDuta besar (dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Libya dan tiga staf kedutaan lainnya dilaporkan tewas dalam sebuah serangan roket di Kota Benghazi, Libya, Selasa (11/9/2012) waktu setempat. Tidak jelas, apakah pejabat AS tersebut berada di dalam mobilnya atau di dalam gedung konsulat ketika serangan terjadi.

Advertisement

“Duta besar AS dan tiga anggota staf tewas ketika pria bersenjata menembakkan roket ke arah mereka,” kata seorang pejabat Libya di Benghazi kepada Reuters, Rabu (12/9/2012).

Sementara, Departemen Luar Negeri AS menyebutkan, serangan di Benghazi terjadi menyusul aksi demonstran yang marah akibat peredaran film yang melecehkan Islam dan Nabi Muhammad. Aksi protes serupa terjadi di Kairo, Mesir, dengan para demonstran memanjat dinding gedung kedutaan, merobek bendera AS dan menggantinya dengan spanduk Islam.

Dua serangan terpisah terhadap fasilitas AS itu merupakan kali pertama sejak kedua pemimpin negara, Muammar Kadhafi dan Hosni Mubarak, digulingkan dari kekuasaan mereka akibat gelombang aksi Musim Semi Arab.

Advertisement

Protes di kedua negara itu dipicu oleh film yang menghujat Nabi Muhammad buatan produser Israelyang bermukim di California, AS, dan dipromosikan oleh kelompok ekstrem Kristen Mesir anti-Muslim di AS. Kutipan dari film itu diterjemahkan dalam bahasa Arab dan diunggah di YouTube.

Sebelumnya, Menlu AS, Hillary Rodham Clinton, menyebutkan, salah satu staf Departemen Luar Negeri telah tewas dalam protes di konsulat AS di Benghazi. Dia mengecam keras serangan itu dan telah menelepon PresidenLibya, Mohammed el-Megarif “untuk mengkoordinasikan dukungan tambahan bagi perlindungan warga AS di Libya”.

Clinton yang khawatir protes serupa menyebar ke negara-negara lain, mengatakan, AS bekerja sama dengan para sekutunya untuk melindungi misi dan warga negara AS di seluruh dunia. “AS menyesalkan upaya yang disengaja untuk merendahkan keyakinan agama orang lain. Komitmen kami terhadap toleransi beragama tetap sama. Tapi saya tegaskan, tidak pernah ada pembenaran atas tindakan kekerasan semacam ini,” tandasnya dilansir yahoonews.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif