News
Jumat, 20 Mei 2016 - 20:30 WIB

PROSTITUSI JAKARTA : Jual Adegan Esek-Esek & "Dipakai" Langsung, Pasutri di Jaksel Diciduk

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/www.stuff.co.nz)

Prostitusi Jakarta Selatan yang dilakukan pasutri pemain esek-esek ini akhirnya terbongkar.

Solopos.com, JAKARTA — Bisnis lendir terselubung kembali terungkap di Jakarta Selatan. Polres Metro Jakarta Selatan menangkap pasutri pemain film esek-esek di sebuah apartemen di Pesanggrahan. Tak hanya jadi bintang film esek-esek, pihak perempuan juga bisa di-booking dan “dipakai” pelanggannya.

Advertisement

Terungkapnya kasus ini berawal ketika unit Krimum dan Resmob Polres Jakarta Selatan mendapat laporan dari masyarakat setempat. Tim kemudian datang ke lokasi dan berhasil mengamankan pasutri berinisial A, 31, seorang pria; dan L, 32, seorang wanita.

“Penangkapan dilakukan kemarin [Kamis] malam sekitar pukul 21.15 WIB. Mereka suami istri yang telah mempunyai anak yang masih balita. Proses penangkapan dilakukan di apartemen Gateway, Pesanggrahan, Jakarta Selatan,” ujar Wakasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, Kompol Murgianto di kantornya, Jumat (20/5/2016).

Pasutri pemain film esek-esek itu, kata Murgianto, memasang iklan di dunia maya. Mereka beriklan untuk mempertontonkan hubungan badan. “Mereka mempertontonkan hubungan badan secara langsung. Pelanggan yang menonton juga bisa turut serta berhubungan badan dengan pemain wanitanya [threesome],” paparnya.

Advertisement

Murgianto mengatakan penyelidikan dilakukan setelah anggota undercover. Sejumlah barang bukti berhasil disita dari unit apartemen tersebut.

“Barang bukti yang kami sita uang tunai Rp1,5 juta, pakaian dalam, kemudian alat kontrasepsi (kondom) dan handphone yang digunakan untuk mereka pertunjukkan hubungan badan itu,” pungkasnya.

Tarif pasutri itu mencapai Rp800.000 sekali beraksi. “Tarifnya Rp800.000, iya [sudah bisa ikut berhubungan], sama [sewa] kamar,” kata Wakasat Polres Jaksel Kompol Murgianto, Jumat dikutip Solopos.com dari Detik.

Advertisement

Sejauh ini, Murgianto menambahkan, motif dari pasutri tersebut karena faktor ekonomi, bukan lantaran adanya kelainan seksual. “[Motif] ekonomi, cari uang,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif