News
Jumat, 9 Januari 2015 - 01:05 WIB

PROPERTI SURABAYA : AREBI Yakin MEA Pacu Permintaan Sewa Hunian

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi properti Jawa Timur.(Surabaya.bisnis.com)

Properti Surabaya diyakini bakal tumbuh dalam iklim lebih baik tahun 2015 ini. Diberlakukannya MEA yang menyuntik optimisme AREBI Jawa Timur dalam menghadapi tantangan 2015.

Solopos.com, SURABAYA – Investasi properti Surabaya tahun 2015 ini diperkirakan bakal tumbuh pesat sejalan dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kesepakatan bersama negara-negara Asia Tenggara itu berpotensi memacu permintaan hunian sewa dari para ekspatriat.

Advertisement

Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Jawa Timur Daniel Sunyoto mengatakan meskipun sepanjang 2014 lalu pertumbuhan industri properti melambat, tetapi tahun 2015 ini akan ada harapan baru bagi dunia bisnis property Surabaya.

“Saat ini, persewaan residential untuk kaum ekspatriat bertumbuh cukup baik, khususnya di wilayah Surabaya Barat. Semakin banyak pendatang ekspatriat saat  MEA akan berpeluang meningkatkan demand sewa hunian dan bisa mendongkrak market persewaan residential baik landed maupun apartemen,” paparnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Surabaya, Kamis (8/1/2015).

Daniel memaparkan kondisi market properti sekunder pada awal 2014 hingga kuartal III tidak sebaik 2013, hal tersebut dipicu oleh kondisi politik yang belum stabil dan isu politik terutama adanya pemilu presiden dan legislatif. “Jadi cukup banyak calon pembeli, terutama investor yang mengambil sikap menunggu dan memunda pembelian properti sampai situasi politik menjadi lebih baik dan stabil,” ujarnya.

Advertisement

Selain itu, lanjutnya, kebijakan loan to value (LTV) yang membatasi plafon KPR membuat para calon pembeli harus mampu menyediakan uang muka lebih besar serta kenaikan bunga kredit dari 1 digit menjadi 2 digit turut memicu penurunan penjualan properti sekunder.

Properti Sekunder Lesu
Daniel mengatakan meski minat membeli properti sekunder berkurang tahun lalu, tetapi penjualan properti primer cukup meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kemudahan cara pembayaran yang diberikan developer kepada calon pembeli.

Kemudahan itu di antaranya seperti down payment (DP) yang bisa diangsur beberapa bulan, dan angsuran in house yang cukup panjang sehingga membuat para investor properti beralih membeli properti primer seperti apartemen dan pergudangan. “Kami berharap tahun ini pasar sekunder bisa kembali bergairah seperti sebelum 2014, terutama dengan diturunkannya bunga KPR oleh beberapa bank kembali menjadi 1 digit akan membantu konsumen untuk berani membeli properti sekunder,” jelasnya.

Advertisement

Menurut Daniel, pembenahan tidak hanya dilakukan terhadap faktor ekonomi makro tetapi juga keberanian investor untuk membeli rumah agar dapat memanfaatkan potensi hunian sewa bagi ekspatriat. “Berdasarkan pengamatan saya, sesungguhnya masyarakat masih memiliki daya beli yang cukup baik, apalagi beberapa developer menyediakan alternatif produk-produk properti yang lebih terjangkau seperti apartemen-apartemen murah, rumah-rumah murah dan sebagainya,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif