News
Kamis, 23 Mei 2013 - 19:28 WIB

PROPERTI : Konsumen Rangka Baja Baru 40%

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/bisnis-KTI)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/bisnis-KTI)

JOGJA—Inovasi produk material bangunan yang praktis, ekonomis dan ramah lingkungan menjadi produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satunya penggunaan rangka baja ringan pengganti rangka kayu dalam kontruksi bangunan masih belum efektif digunakan di Indonesia.

Advertisement

“Pangsa pasar baja ringan sebenarnya masih sangat banyak sekali di Indonesia, khususnya di Jogja. Penggunanya masih sekitar 40 persen,” ujar Pemilik CV Gemilang Dian Sanjaya Petrus Sunyoto kepada Harian Jogja seusai acara Gathering for Materials of Tomorrow oleh Galvanised Hy Rib Sin Yuan Pte Ltd Singapore, Kamis (23/5/2013) di Ballroom Androwina Jogjakarta Plaza Hotel.

Petrus mengatakan penggunaan rangka baja ringan lebih efektif dipergunakan. Selain memberikan kontruksi bangunan yang lebih kokoh, penggunaan rangka baja tersebut juga lebih efisien dan akan menghemat biaya pembangunan suatu bangunan, baik itu rumah maupun gedung.

Penggunaan baja ringan saat ini sudah mulai merata dari developer, residensial hingga personal. Rata-rata pembangunan perumahan di Jogja saat ini, kata Petrus, sudah menggunakan konstruksi rangka baja ringan. Mengingat kondisi Jogja yang memiliki riwayat daerah rawan gempa, penggunaan baja ringan dinilai lebih aman dari pada kayu.

Advertisement

“Rata-rata sudah pakai baja ringan. Karena kalau semisal gempa, rangka ini tidak langsung roboh, tapi akan melengkung karena sifat logamnya,” terang Petrus.

Sekretaris Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Komda Jogja Andreas Triwiyono menambahkan penggunaan rangka baja ringan dalam material bangunan dinilai akan lebih ramah lingkungan. Saat ini kepekaan masyarakat terhadap isu lingkungan semakin tinggi.

“Sekarang ini kayu semakin langka dan tentu saja mahal. Penggunaan baja ringan selain ramah lingkungan juga lebih menghemat biaya pembangunan, karena relatif murah dari sisi waktu dan tenaga pengerjaannya,” tandas Andreas.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif