News
Jumat, 14 September 2012 - 21:51 WIB

Program Tenaga Kerja Sarjana (TKS) Kurang Sosialisasi

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencari kerja (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Para pencari kerja sedang melihat papan pengumuman lowongan di sebuah acara job fair di Solo beberapa waktu lalu. Untuk mengatasi pengangguran Kemenakertrans sebenarnya membuka program Tenaga Kerja Sarjana (TKS), namun sayayngnya program ini belum banyak diketahui masyarakat. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO — Program Tenaga Kerja Sarjana (TKS) yang digagas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) untuk mengurangi pengangguran minim sosialisasi. Beberapa sarjana lulusan universitas di Solo belum mengetahui program tersebut.
Advertisement

Mahasiswa lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Cesilia Ratna Intani, mengaku belum pernah mendengar program tersebut. Ia sempat kebingungan saat ditanya Solopos.com. “Apa ya? Saya malah baru dengar?” ujarnya. Cesil yang baru saja diwisuda dari Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS itu mengaku tertarik dengan program TKS. Pasalnya, saat ini dia masih mencari-cari lowongan kerja setelah lulus. “Sebelum wisuda saya juga sudah mulai mencari kerja, tapi belum ada yang nyantol. Program itu untuk mencari pengalaman bagus juga,” imbuhnya.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Solo, Singgih Yudoko, mengatakan selama ini program TKS diurusi langsung oleh Disnaker Jateng. Dinsosnakertrans Solo tidak mengetahui bagaimana proses seleksi maupun penempatan TKS.

“TKS yang terpilih langsung ditempatkan di Dinsosnakertrans. Jadi kami hanya menerima dari Disnaker Jateng, soal bagaimana pendaftaran kami juga tak banyak tahu,” ujarnya kepada Solopos.com. Singgih didampingi Kepala Seksi (Kasi) Informasi Penempatan Tenaga Kerja Luar dan Dalam Negeri, Purwoto, mengatakan TKS ditugaskan di job counselling dan bursa kerja online. Karena pengalaman masih minim, mereka dibimbing oleh pegawai Dinsosnakertrans agar dapat mengikuti sistem kerja yang berlaku. “Semuanya dari provinsi, perjanjian kontrak kerja, anggaran gaji semuanya sudah diplot,” kata Purwoto.

Advertisement

Purwoto mengatakan sudah ada tiga angkatan TKS yang ditempatkan di Dinsosnakertrans Solo. Masing-masing angkatan terdiri dari satu sampai tiga personel. TKS yang lolos seleksi biasanya akan ditempatkan di daerah terdekat dengan domisilinya. Dinsosnakertrans Solo menerima TKS yang berasal dari kawasan Soloraya.

TKS yang ditugaskan di Dinsosnakertrans Solo, Anung Yulianto, mengaku mendapatkan informasi tentang program TKS dari keluarganya. Kebetulan saat itu ayahnya sedang ada urusan di Disnakertrans Semarang. Setelah mendapatkan informasi tersebut ia langsung menyiapkan syarat-syarat lamaran dan memasukkannya ke Semarang. Ia juga mengikuti beberapa tahapan tes sebelum diterima menjadi TKS. “Dulu cuma ada dua pelamar dari Solo, setelah dites saya yang lolos,” ujar Anung kepada Solopos.com.

Sarjana hukum Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo itu mendapatkan pengalaman cukup banyak di program TKS. Meskipun hanya enam bulan, ia bisa lebih paham dengan informasi lowongan kerja dan pengurusan administrasi di Dinsosnakertrans.

Advertisement

Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan tahun depan program TKS dibuka untuk 1.000-1.300 sarjana. Program itu digalakkan lagi untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Sarjana yang terpilih akan ditempatkan sebagai fasilitator, inovator dan motivator selama 1 tahun-2 tahun. Gaji yang diterima Rp1,5 juta-Rp2 juta per bulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif