News
Selasa, 10 Mei 2022 - 17:03 WIB

Profil Megawati Soekarnoputri, Penyandang 2 Gelar Profesor Kehormatan

Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Megawati Soekarnoputri (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki)

Solopos.com, SOLOMegawati Soekarnoputri besok dijadwalkan menerima gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of the Arts (SIA) Korea Selatan. Itu merupakan kali kedua bagi Megawati setelah  pada Juni 2021 mendapatkannya dari Universitas Pertahanan di Bidang Kepemimpinan Strategik. Megawati juga menyandang sembilan gelar doktor kehormatan dari kampus di dalam dan luar negeri.

Dalam lawatannya ke Seoul, Megawati juga menghadiri undangan pelantikan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol di plaza depan Gedung Parlemen Korsel, di Kota Seoul, Selasa (10/5/2022).

Advertisement

Nama Megawati pun disebut saat Presiden Yoon menyampaikan pidato. “Saya juga sangat berterima kasih kepada Yang Mulia Ibu Diah Permata Megawati Soekarnoputri yang datang dari luar negeri untuk merayakan kesempatan ini, dan tamu-tamu terhormat lainnya atas kehadiran mereka,” kata Presiden Yoon, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Selamat! Megawati Kembali Terima Gelar Profesor Kehormatan

Masa Kecil dan Keluarga

Berikut profil Megawati Soekarnoputri dikutip dari Perpustakaan Nasional RI. Megawati adalah Presiden ke-5 RI yang dilahirkan di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, Megawati adalah Wakil Presiden ke-8 RI di bawah pemerintahan Abdurrahman Wahid.

Advertisement

Megawati adalah putri sulung dari Presiden pertama RI yang juga proklamator, Soekarno dan Fatmawati. Megawati, pada awalnya menikah dengan pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro dan dikaruniai dua anak lelaki bernama Mohammad Prananda dan Mohammad Rizki Pratama.

Pada suatu tugas militer, 1970, di kawasan Indonesia Timur, pilot Surendro bersama pesawat militernya hilang dalam tugas. Tiga tahun kemudian Mega menikah dengan pria bernama Taufik Kiemas, asal Ogan Komiring Ulu, Palembang. Kehidupan keluarganya bertambah bahagia, dengan dikaruniai seorang putri Puan Maharani.

Kehidupan masa kecil Megawati dilewatkan di Istana Negara. Sejak masa kanak-kanak, Megawati mempunyai hobi menari dan sering ditunjukkan di hadapan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana.

Advertisement

Baca Juga: Temui Megawati, Prabowo Disebut Ingin Diduetkan dengan Puan Maharani

Pendidikan

Wanita bernama lengkap Dyah Permata Megawati Soekarnoputri ini memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta.

Megawati juga pernah belajar di dua universitas, yaitu Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972).

Baca Juga: Sederet Gelar Kehormatan Megawati, 2 Profesor dan 9 Doktor

 

Karier Politik

Kendati lahir dari keluarga politikus jempolan, Mbak Mega–panggilan akrab para pendukungnya — terbilang tidak piawai dalam dunia politik. Bahkan, Megawati sempat dipandang sebelah mata oleh teman dan lawan politiknya.

Megawati masuk politik pada 1987 dan menjadi caleg Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dari daerah pemilihan Jawa Tengah. Megawati pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR dan terpilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.

Selanjutnya pada 1993 dia terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI. PDI pun menjadi dua. Yakni, PDI pimpinan Megawati dan PDI pimpinan Soerjadi. Massa PDI lebih berpihak dan mengakui Mega. Tetapi, pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Akibatnya, PDI pimpinan Mega tidak bisa ikut Pemilu 1997.

Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan. Partai politik berlambang banteng gemuk dan bermulut putih itu berhasil memenangkan Pemilu 1999 dengan meraih lebih tiga puluh persen suara. Kemenangan PDIP itu menempatkan Mega pada posisi paling patut menjadi presiden dibanding kader partai lainnya. Tetapi ternyata pada SU-MPR 1999, Mega kalah.

Baca Juga: Hadiri Pelantikan Presiden Korsel, Megawati Disebut dalam Pidato Yoon

 

Jadi Presiden

Tetapi, posisi kedua tersebut rupanya sebuah tahapan untuk kemudian pada waktunya memantapkan Mega pada posisi sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sebab kurang dari dua tahun, tepatnya tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5 menggantikan KH Abdurrahman Wahid. Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003.

Setelah habis masa jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden langsung 2004. Namun, Mega gagal kembali menjadi presiden setelah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi Presiden ke-6 RI.

Kini, Megawati masih duduk di takhta tertinggi PDIP sebagai ketua umum. Sejumlah jabatan lain juga diemban Mega seperti Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), hingga Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif