News
Selasa, 29 Oktober 2013 - 04:41 WIB

Produksi Gula Nasional Susut, Swasembada Gula Mustahil Tercapai

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOGOR — Produksi gula nasional pada 2013 ini semakin turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Produksi gula Indonesia kini tinggal 2,5 juta ton/tahun. Padahal kebutuhan gula untuk produksi langsung dan industri mencapai 5,8 juta ton/tahun.

Ketua Umum Perhimpunan Agronom Indonesia Ahmad Mangga Barani menyatakan melihat kenyataan di lapangan dengan turunnya produksi gula nasional, diprediksi swasembada gula 2014 tak bakal terwujud. Ahmad yang juga Ketua Forum Perkembangan Perkebunan Strategi Berkelanjutan, menyebutkan swasembada gula 2014 mustahil tercapai mengingat rendahnya produksi gula nasional selama lima tahun terakhir.

Advertisement

“Penurunan produksi gula nasional tersebut disebabkan beberapa hal di antaranya perluasan areal lahan yang lambat, optimalisasi penggunaan bibit unggul serta manajemen pergulaan,” katanya di sela-sela Semiloka Gula Nasional 2013 yang digelar di IPB Convention Center Bogor, Senin (28/10/2013).

Ia mengatakan rata-rata produktivitas lahan gula per hektare mencapai 4 ton-5 juta ton dari luas lahan 400.000 hektare lebih. “Dulu pada 2008 kita pernah mencapai produksi tertinggi 2,8 juta ton. Sejak saat itu produksi terus menurun selama lima tahun terakhir,” kata Ahmad.

Tambah Pabrik

Advertisement

Sebelumnya Menteri Pertanian, Suswono, memandang perlu ada tambahan sebanyak 25 pabrik gula (PG) baru guna mewujudkan swasembada gula di Tanah Air. Suswono mengatakan, saat ini pertumbuhan pabrik gula sangat rendah sehingga berdampak pada produksi gula nasional.

“Tentu saja saya berharap ada 20-25 pabrik gula baru, faktanya berjalan empat tahun, kami bertemu satu pabrik saja,” ujarnya ketika menjelaskan hasil kunjungan kerja ke pabrik gula PT Gendhis Multi Manis (GMM), Blora, Jawa Tengah, Sabtu (19/10/2013).

Selain itu Mentan juga mengunjungi pabrik gula yang baru saja beroperasi di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Menurut dia, dengan adanya pabrik yang didirikan berarti ada upaya menanamkan investasi selain itu dapat menyerap tenaga kerja.

Advertisement

Suswono mengatakan para pelaku usaha pabrik tebu diharapkan dapat menyerap tebu rakyat. “Saya berharap kesadaran pelaku bisnis tumbuh. Jangan hanya menjadi trader, mengimpor lalu menjual. Akan Tetapi, bangunlah investasi untuk pabrik gula dapat menyerap 30.000 tenaga kerja,” katanya.

Mentan menyatakan pembangunan pabrik gula baru memerlukan investasi sebesar Rp1,7 triliun per unit. Selain menghadapi sedikitnya pertambahan pabrik gula, menurut Menteri, perluasan lahan tebu sebagai bahan baku pembuatan gula terhambat.

Dia menyatakan ditargetkan ada perluasan lahan perkebunan tebu 350 hektare. Namun, hingga saat ini belum berjalan. “Kami menghadapi persoalan lahan, harapan 350 hektare tambahan belum didapat,” katanya.

Meskipun izin kepada pelaku usaha sudah didapatkan, kata dia, dalam praktik mereka enggan beroperasi karena saat mau mengambil alih lahan tidak gampang. Oleh karena itu pemerintah daerah harus didorong untuk dapat menyelesaikan persoalan lahan karena ini merupakan kunci pengembangan tebu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif